Sosiologi

Stratifikasi Sosial: Pengertian, Fungsi, dan Jenis

Stratifikasi sosial

Stratifikasi sosial dapat didefinisikan sebagai penggolongan masyarakat menjadi kelas-kelas yang berjenjang. Hal ini juga dapat disebut sebagai lapisan-lapisan antar masyarakat. Dalam masyarakat yang beragam, tidak jarang terdapat perbedaan antar individu maupun antar kelompok, hal ini adalah fenomena yang wajar terjadi.

Keberagaman dalam masyarakat memiliki sifat yang horizontal maupun vertikal, dan perbedaan antara anggota masyarakat ini dikenal sebagai stratifikasi sosial. Stratifikasi sosial inilah yang mengelompokkan individu dan kelompok sesuai dengan perbedaan yang dimilikinya.

Pengertian Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial secara umum adalah pengelompokan anggota masyarakat dengan cara bertingkat dan vertikal. Istilah stratifikasi sosial berasal dari kata “stratum” yang berarti lapisan dan “sosial” yang berarti masyarakat. Oleh karena itu, stratifikasi sosial juga dapat diartikan sebagai lapisan masyarakat atau penggolongan masyarakat dalam kelas-kelas yang disusun secara bertingkat.

Baca juga: Tempat Download E-Book Dalam Bahasa Indonesia

Pengelompokan ini membentuk hierarki vertikal yang menghasilkan istilah kelas sosial atas atau upper class. Kelas sosial tersebut terbentuk karena adanya hal-hal tertentu yang dihargai di masyarakat. Sosiolog Italia, Gaetano Mosca, menyatakan bahwa pengelompokan ini terkait dengan konsep kekuasaan, di mana ada sekelompok masyarakat yang memiliki kekuasaan lebih besar dibandingkan kelompok masyarakat lainnya.

Baca juga: Cara Mengaktifkan Notifikasi Email Dengan Gmail di OJS 3

Stratifikasi sosial tidak hanya terkait dengan konsep kekuasaan, tetapi juga dengan konsep status sosial. Konsep status sosial pertama kali dikenalkan oleh antropolog dari Amerika Serikat, Ralph Linton, yang membedakan status sosial menjadi status utama, status yang diraih, dan status yang diperoleh. Perbedaan status sosial yang ada dalam masyarakat juga mempengaruhi stratifikasi sosial.

Baca juga: Cara Membuat Artikel Ilmiah Yang Baik dan Benar

Menurut KBBI, stratifikasi sosial merupakan pembedaan anggota masyarakat dalam kelas bertingkat berdasarkan kekuasaan, prestise, dan hak istimewa. Berikut pengertian sartifikasi sosial menurut para ahli:

Pitirim Sorokin

Menurut Pitirim Sorokin, stratifikasi sosial adalah pembedaan masyarakat ke dalam beberapa kelas yang tersusun secara bertingkat atau hirarkis. Sorokin menyatakan bahwa sistem lapisan kelas dalam masyarakat adalah fitur yang konsisten dan umum dalam masyarakat yang terencana dan teratur.

Drs. Robert M.Z. Lawang

Menurut Drs. Robert M.Z. Lawang, stratifikasi sosial adalah pengelompokan anggota masyarakat dalam suatu sistem sosial menjadi beberapa lapisan hirarkis berdasarkan dimensi kekuasaan, hak istimewa, dan martabat.

Max Weber

Menurut Max Weber, stratifikasi sosial adalah pengelompokan individu yang berada dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam berbagai lapisan hirarkis berdasarkan tiga dimensi, yaitu kekuasaan, hak istimewa, dan prestise.

Astried S. Susanto

Menurut Astried S. Susanto, stratifikasi sosial merupakan hasil dari kebiasaan hubungan antarmanusia yang teratur dan teratur, sehingga setiap orang memiliki situasi yang menentukan hubungannya dengan orang lain, baik secara vertikal maupun horizontal.

D. Hendropuspito

Stratifikasi sosial menurut D. Hendropuspito adalah sistem penggolongan berlapis-lapis dari posisi sosial yang berdasar pada tingkat rendah dan tinggi dari martabat.

Fungsi Stratifikasi Sosial

Pembagian masyarakat ke dalam kelas sosial yang berbeda tidak bertujuan untuk diskriminasi. Karena pembagian ini memiliki beberapa fungsi penting bagi keberlangsungan hidup bermasyarakat, meskipun kadang memiliki sisi negatif. Inilah fungsi-fungsi yang dimiliki oleh stratifikasi sosial.

  • Memberikan distribusi terhadap hak-hak istimewa secara objektif. Artinya, hak istimewa ditentukan berdasarkan tingkat kekayaan, penghasilan, keselamatan, serta kewenangan seseorang dalam jabatan atau kedudukan.
  • Menentukan tingkatan prestise dan penghargaan seorang individu dalam masyarakat. Ini berarti sistem lapisan-lapisan strata sosial mempengaruhi tingkatan prestise dan penghormatan yang diterima oleh individu.
  • Sebagai alat untuk menentukan posisi dalam sistem pertengkaran. Hal ini dapat ditentukan berdasarkan kualitas pribadi, hubungan keluarga, keanggotaan grup, wewenang dan kekuasaan.
  • Memiliki peran dalam menentukan status dan posisi seorang individu. Setiap lapisan sosial ditandai dengan simbol atau tanda yang menunjukkan posisinya, peran khusus dan norma perilaku seseorang dalam hidup mereka.

Dasar Pembentukan Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial terbentuk melalui dua proses, yaitu secara alami seiring dengan perkembangan masyarakat dan secara disengaja atau didesain oleh manusia. Kriteria utama yang mempengaruhi pembentukan lapisan-lapisan sosial adalah sebagai berikut.

Ukuran Kekayaan

Salah satu kriteria yang digunakan untuk menentukan letak seseorang dalam stratifikasi sosial adalah kekayaan. Kekayaan diukur berdasarkan jumlah harta benda yang dimiliki. Orang yang memiliki banyak harta akan ditempatkan pada lapisan sosial yang lebih tinggi, sementara orang yang kurang mampu akan ditempatkan pada lapisan sosial yang lebih rendah.

Baca juga: Cara Membuat Artikel Pilar Yang Abadi

Hal ini dapat dilihat dari bentuk tempat tinggal, barang-barang tersier yang dimiliki, gaya berpakaian, kebiasaan berbelanja, dan kemampuan berbagi dengan sesama.

Ukuran Kekuasaan dan Wewenang

Kekuatan dan wewenang sebagai ukuran dalam pembentukan stratifikasi sosial mengacu pada kepemilikan kekuatan atau kekuasaan seseorang dalam memimpin dan mengendalikan sumber produksi atau pemerintahan. Orang yang memiliki kekuasaan dan wewenang terbanyak akan berada pada lapisan teratas dalam stratifikasi sosial dalam masyarakat yang bersangkutan.

Baca juga: Cara Menggunakan API Key Scopus di Publish or Perish

Biasanya, kekayaan dan kekuasaan saling berhubungan, karena orang yang kaya dalam masyarakat sering memiliki kekuasaan atas orang-orang yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat menghasilkan kekayaan.

Ukuran Kehormatan

Ukuran martabat dapat dilihat dari gelar kebangsawanan atau melalui jumlah kekayaan material yang dimiliki. Orang yang dihormati atau disegani akan berada pada lapisan atas dalam sistem stratifikasi sosial masyarakat.

Baca juga: Pengertian Negara Hukum: Ciri-Ciri dan Perkembangan

Dalam masyarakat tradisional, ukuran martabat sangat terasa, biasanya mereka sangat menghormati orang yang banyak membantu masyarakat, para orang tua, atau mereka yang berperilaku dan berbudi luhur.

Ukuran Ilmu Pengetahuan

Ukuran ilmu pengetahuan sering digunakan sebagai tolak ukur oleh masyarakat yang menghargai pengetahuan. Seseorang yang memiliki pengetahuan dan memahami ilmu akan menempati lapisan atas dalam sistem pelapisan sosial masyarakat.

Baca juga: Dasa Darma Pramuka: Pengertian, Isi, dan Fungsi

Pengetahuan tersebut biasanya dapat dilihat dalam gelar akademik seperti sarjana, dokter, insinyur, doktorandus, doktor, atau profesi seperti profesor. Namun, ada beberapa dampak negatif dari hal ini jika gelar tersebut lebih diutamakan daripada pengetahuan yang dimilikinya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar, seperti membeli skripsi, menyuap, menggunakan ijazah palsu, dll.

Jenis Stratifikasi Sosial

Dalam masyarakat, terdapat beberapa jenis stratifikasi sosial yang berkaitan dengan nilai dan norma yang berlaku. Jenis-jenis ini dapat ditemukan pada hasil penjelasan dari seorang sosiolog dari Universitas Indonesia, Kamanto Sunarto.

Ada beberapa jenis stratifikasi sosial yang ada dalam masyarakat, yang terkait dengan nilai dan norma yang berlaku. Kamanto Sunarto, seorang sosiolog dari Universitas Indonesia, menjelaskan beberapa jenis stratifikasi sosial, di antaranya adalah:

Stratifikasi Usia

Dalam stratifikasi sosial, hak dan tanggung jawab anggota masyarakat bergantung pada usia mereka, contohnya anak sulung memiliki prioritas yang lebih tinggi dibandingkan anak bungsu. Ini terlihat dari sistem pewarisan ahli waris dalam beberapa kerajaan, seperti Ratu Elizabeth II yang menjadi Ratu Inggris karena ia adalah putri sulung dari Raja George VI atau Kaisar Jepang Akihito yang mengambil alih setelah kematian ayahnya, Hirohito.

Stratifikasi Jenis Kelamin

Perbedaan antara laki-laki dan perempuan juga mempengaruhi posisi mereka dalam masyarakat. Dalam sistem patriarki, laki-laki memegang pemerintahan tertinggi, sedangkan dalam sistem matriarki, perempuan memegang pemerintahan tertinggi. Ini sering menimbulkan masalah gender.

Stratifikasi Agama

Stratifikasi agama berhubungan dengan posisi atau tingkatan yang diterima oleh suatu kelompok individu terkait dengan agama atau keyakinan yang mereka anut, dibandingkan dengan agama atau keyakinan lain yang ada.

Stratifikasi Etnis

Stratifikasi ras berfokus pada warna kulit dan ras manusia sebagai fondasi pembentukan struktur masyarakat. Ini adalah hasil dari periode imperialisme dan kolonialisme, seperti politik apartheid di Afrika Selatan dan masa pemerintahan Jerman Nazi saat mereka memerintah Eropa.

Stratifikasi Ras

Menekankan pada aspek ras dalam membentuk struktur masyarakat. Stratifikasi ras ini merupakan sisa dari periode imperialisme dan kolonialisme seperti politik apartheid di Afrika Selatan dan masa-masa holokaus di Eropa selama masa pemerintahan Nazi Jerman.

Sifat Stratifikasi Sosial

Stratifikasi Sosial Tertutup

Stratifikasi tertutup adalah bentuk stratifikasi sosial dimana mobilitas vertikal sangat sulit bagi anggota-anggotanya. Mobilitas hanya terbatas pada mobilitas horizontal, sehingga membuat stratifikasi ini diskriminatif.

Contohnya adalah sistem kasta yang diterapkan oleh pemerintah kolonial Inggris dan Portugis pada masa kolonialisme di India. Dalam sistem ini, masyarakat dikelompokkan ke dalam 4 kasta: Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra.

Seseorang sangat sulit untuk berpindah kelas, karena kasta didapat dari garis keturunan. Namun, perlu dicatat bahwa sistem kasta bukan berasal dari Agama Hindu, meskipun beberapa ide diambil dari agama tersebut.

Agama Hindu sebenarnya mengajarkan Catur Warna, yaitu diferensiasi sosial (pengelompokan dan pembagian kerja masyarakat secara horizontal) tanpa ada profesi atau tugas yang lebih tinggi atau rendah antar satu sama lain.

Dalam Catur Warna, setiap orang dianggap sederajat, bahkan jika seseorang lahir dalam keluarga Sudra atau Waisya, tetapi menekuni bidang kerohanian dan menjadi pendeta, ia berhak menjadi Brahmana.

Oleh karena itu, status seseorang tidak didapat dari kelahirannya, melainkan setelah menekuni profesi atau ahli dalam bidang tertentu. Ini sangat berbeda dengan sistem kasta, yang menganggap rendah atau hina seseorang dengan kasta di bawahnya.

Stratifikasi Sosial Terbuka

Startifikasi terbuka merupakan bentuk stratifikasi yang lebih fleksibel dan memungkinkan mobilitas vertikal dan horizontal. Meskipun membutuhkan usaha yang keras, setiap individu memiliki kesempatan untuk memperbaiki posisi sosialnya.

Contohnya, seseorang yang bekerja sebagai staf biasa di bank dapat naik pangkat menjadi manajer cabang.

Stratifikasi Sosial Campuran

Stratifikasi campuran adalah bentuk sartifikasi sosial dimana pemindahan ke lapisan sosial yang berbeda dapat terjadi melalui perpindahan geografis, yaitu dengan memindahkan diri ke daerah yang memiliki stratifikasi yang lebih terbuka.

Contohnya, seorang yang berkasta Sudra dapat memindahkan diri ke tempat di mana sistem kasta tidak diterapkan. Sistem kasta Bali menunjukkan bahwa stratifikasi sosial bisa bersifat campuran, meskipun sulit untuk berpindah lapisan, namun orang-orang yang memiliki kasta tertinggi lebih memiliki fleksibilitas untuk berubah.

Meskipun pemindahan kasta di Bali sulit terjadi, orang masih bisa memindahkan diri ke tempat lain untuk memperoleh peningkatan lapisan sosial.

Kesimpulan

Stratifikasi sosial adalah sistem yang membagi masyarakat menjadi beberapa kelompok atau lapisan yang berbeda-beda. Ada beberapa bentuk stratifikasi sosial seperti stratifikasi terbuka, stratifikasi usia, stratifikasi jenis kelamin, stratifikasi agama, stratifikasi etnis dan stratifikasi ras.

Setiap stratifikasi memiliki hak dan kewajiban yang berbeda-beda dan bahkan bersinggungan dengan masalah-masalah tertentu, seperti masalah gender atau diskriminasi. Sistem stratifikasi sosial sangat dipengaruhi oleh sejarah, budaya dan politik yang ada pada masyarakat tersebut.

Oleh karena itu, perubahan dan pemahaman yang lebih baik tentang hak dan kewajiban masing-masing lapisan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan inklusif.

Referensi

  1. Aji, R. H. S. (2015). Stratifikasi sosial dan kesadaran kelas.
  2. Awalludin, A., & Anam, S. (2019). Stratifikasi sosial dalam novel Pabrik karya Putu Wijaya. Silampari Bisa: Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa Indonesia, Daerah, dan Asing2(1), 15-28.
  3. Kuliah, M., Kuliah, P. M., Gumilang, M. A., & Martha, E. Stratifikasi Sosial.
  4. Rahman, B., & Selviyanti, E. (2018). Studi Literatur: Peran Stratifikasi Sosial Masyarakat Dalam Pembentukan Pola Permukiman. Jurnal Planologi15(2), 195-215.
  5. Sunarto, K. (2005). Pengantar sosiologi. Universitas Indonesia Publishing.
Bambang Niko Pasla

A seasoned writer in the fields of industry, business, and technology. Enjoys sports and traveling activities.