Teori Belajar Humanistik: Pengertian, Ciri, dan Penerapan
Setiap individu memiliki kemampuan belajar yang berbeda-beda. Oleh karena itu, para pengajar tidak dapat menggunakan pendekatan belajar yang sama untuk semua muridnya. Terdapat beberapa teori belajar yang dapat disesuaikan dengan karakter dan kemampuan murid, salah satunya adalah teori belajar humanistik.
Sebagai seorang pendidik, tanggung jawabnya sangat besar dalam mencerdaskan bangsa. Oleh karena itu, proses pengajaran memerlukan persiapan yang baik dan matang agar materi atau pengetahuan dapat disampaikan dengan baik.
Pengertian Teori Belajar Humanistik Menurut Para Ahli
Para ahli memberikan pengertian tentang teori belajar humanistik sebagai berikut:
Arthur Comb
Arthur Combs adalah seorang pendidik dan psikolog asal Ohio, Amerika Serikat, yang memainkan peran penting dalam sejarah teori belajar humanistik.
Menurut Combs, belajar adalah kegiatan yang dapat dilakukan di mana saja dan menghasilkan manfaat bagi individu yang melakukannya. Dalam proses belajar, bahkan seorang guru sekalipun tidak boleh memaksakan hal yang tidak disukai oleh individu yang sedang belajar.
Abraham Maslow
Abraham Maslow adalah tokoh lain yang membahas teori ini. Menurutnya, proses belajar sangat penting bagi semua murid karena dalam proses tersebut, seseorang dapat mengenali dirinya sendiri dan mencapai aktualisasi diri.
Baca juga: Tema dan contoh Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Karena alasan ini, proses belajar sebaiknya dilakukan oleh murid sendiri agar ia dapat memahami dirinya sendiri dengan lebih baik.
Carl Roger
Rogers berpendapat bahwa dalam proses belajar, dibutuhkan sikap saling menghargai dan tanpa prasangka antara individu yang belajar dan pihak yang memberikan pembelajaran.
Ciri Teori Belajar Humanistik
Jika kamu masih merasa bingung tentang perbedaan teori belajar humanistik dengan teori belajar lainnya, berikut adalah beberapa ciri khas dari teori belajar humanistik:
- Lebih memfokuskan pada proses belajar itu sendiri dan bagaimana seseorang dapat mengeksplorasi dirinya sendiri dalam proses tersebut.
- Mengakui peran penting dari aspek kognitif dan afektif dalam proses belajar.
- Mementingkan pemahaman dan pengetahuan dalam proses belajar, namun juga memperhatikan sikap dan perilaku individu saat menjalankan proses tersebut.
- Menekankan bahwa tidak ada orang yang dapat mengatur atau menentukan proses belajar yang tepat untuk setiap individu.
Manfaat Teori Belajar Humanistik
Berikut adalah beberapa manfaat dari teori belajar humanistik:
- Dapat mengubah sikap atau perilaku individu dari yang awalnya negatif menjadi positif karena kurangnya pengetahuan atau pemahaman.
- Membiasakan individu untuk berlaku secara demokratis, partisipatif, dan humanis.
- Membuat individu lebih mudah untuk menghargai perbedaan, kebebasan berpendapat, dan kebebasan dalam menyatakan ide/gagasan.
- Meningkatkan keinginan belajar individu.
Tujuan Teori Belajar Humanistik
Teori pembelajaran humanistik memiliki beberapa tujuan yang jelas. Tujuannya adalah untuk membuat seseorang menjadi lebih manusiawi dan peka terhadap lingkungan sekitar, serta mampu memahami diri sendiri untuk mencapai aktualisasi diri.
Inti dari teori humanistik adalah bahwa baik murid maupun guru harus fokus pada proses pembelajaran. Murid harus mencari cara dan sistem belajar mereka sendiri, sementara guru berperan sebagai fasilitator yang membantu murid dalam menemukan cara belajar mereka tanpa campur tangan terlalu jauh dalam proses pembelajaran.
Baca juga: 5 Simbol Pancasila Beserta Maknanya
Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran humanistik, murid dapat terbiasa mengembangkan pemikiran mereka, menganalisis apa yang baik dan buruk dalam proses pembelajaran mereka, dan menjadi lebih mandiri dalam belajar.
Prinsip Teori Belajar Humanistik
Prinsip teori belajar ini berkaitan erat dengan manusia sebagai subjek belajar. Prinsip-prinsip tersebut antara lain sebagai berikut:
- Setiap manusia memiliki naluri untuk belajar secara alamiah.
- Belajar terasa bermanfaat ketika memiliki relevansi dengan tujuan tertentu.
- Proses belajar mampu mengubah persepsi individu tentang dirinya.
- Makna belajar akan dirasakan jika dilakukan secara mandiri.
- Setiap pembelajar perlu menumbuhkan kepercayaan dirinya.
- Belajar juga berlangsung secara sosial, melibatkan interaksi antara individu dalam proses belajar.
Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Humanistik
Meskipun teori belajar humanistik membawa sejumlah manfaat bagi perkembangan individu, teori ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu diperhatikan. Karena setiap teori belajar memiliki karakteristik yang berbeda-beda, maka penerapannya pun tidak selalu cocok untuk setiap individu.
Kelebihan Teori Belajar Humanistik
- Meningkatkan minat belajar individu.
- Membantu membentuk kepribadian positif dan hati nurani.
- Meningkatkan kreativitas individu.
- Membentuk pola pikir cerdas dan sikap positif.
- Menghadirkan pengalaman belajar yang baru dan menarik.
- Mengembangkan individu dan membantu mereka mencapai aktualisasi diri.
Kekurangan Teori Belajar Humanistik
- Mempromosikan perilaku individualis.
- Tidak berhasil jika murid tidak memiliki motivasi belajar yang cukup.
- Tenaga pengajar sebagai fasilitator memiliki peran yang minim.
- Pendekatan belajar humanistik sulit diterapkan dalam pembelajaran praktis.
- Terdapat perbedaan signifikan antara murid satu dengan yang lainnya sehingga dapat memunculkan kesenjangan.
Macam-Macam Teori Belajar Humanistik
Berikut ini adalah beberapa macam teori belajar:
Teori belajar Arthur Combs
Teori ini menyatakan bahwa belajar akan lebih bermakna jika berkaitan dengan kehidupan individu pembelajar. Oleh karena itu, pendidik perlu sensitif terhadap kebutuhan pembelajar. Pendekatan yang digunakan di sekolah adalah sebagai fasilitator untuk membantu peserta didik memperoleh pengetahuan melalui proses pembelajaran.
Teori belajar Bloom dan Krathwohl
Teori ini memfokuskan pada keterampilan dan pengetahuan yang dapat dikuasai setelah melalui proses belajar. Taksonomi Bloom yang terkenal di Indonesia merupakan bagian dari teori ini.
Teori belajar Carl Rogers
Teori ini dikembangkan oleh Carl Rogers, seorang tokoh psikologi humanistik dari Amerika Serikat. Menurutnya, pembelajaran harus melibatkan intelektual dan emosional siswa. Oleh karena itu, penting bagi siswa untuk memiliki motivasi belajar.
Teori belajar Maslow
Teori ini dikemukakan oleh Abraham Harold Maslow dan mengatakan bahwa setiap individu berusaha memenuhi kebutuhan hierarki hidupnya. Oleh karena itu, penting bagi individu untuk memiliki motivasi untuk terus maju ke arah yang lebih baik.
Konsep Teori Belajar Humanistik
Teori belajar humanistik menekankan bahwa motivasi dan kontrol penuh terhadap hasil belajar terletak pada individu. Guru memiliki peran penting dalam membantu menemukan motivasi belajar yang berasal dari dalam diri individu.
Baca juga: 8 Tips Berhenti PMO Yang Terbukti Efektif
Aspek kognitif dan afektif juga harus diperhatikan dalam proses pembelajaran. Pengetahuan tentang pendekatan belajar humanis juga dibutuhkan oleh guru dan murid. Peranan guru dan murid adalah saling mengimbangi. Teori ini dapat diterapkan oleh tenaga pengajar maupun orang tua dalam sistem pembelajaran.
Penerapan Teori Belajar Humanistik
Teori belajar humanistik dapat diterapkan dalam pendidikan formal dan informal. Aspek kognitif dan afektif merupakan aspek penting dalam pendidikan menurut teori ini.
Langkah-langkah pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru meliputi:
- Menetapkan tujuan pembelajaran
- merumuskan materi pembelajaran
- memberikan bimbingan agar peserta didik bisa belajar secara aktif.
Sedangkan peran guru sebagai fasilitator dalam teori ini:
- Memberikan motivasi belajar
- Memahami karakter setiap peserta didik
- Menyediakan sumber belajar
- Memacu keaktifan peserta didik.
Kesimpulan
Teori pembelajaran humanistik menekankan pada pentingnya memperhatikan aspek psikologis individu dalam proses pembelajaran. Teori ini menegaskan bahwa setiap individu memiliki kendali penuh atas kesuksesan dan hasil belajarnya, dan motivasi yang berasal dari dalam diri individu sangat penting untuk meningkatkan minat belajarnya.
Aspek pendidikan menurut teori ini mencakup aspek kognitif dan afektif, dan keduanya harus diperhatikan secara seimbang agar proses belajar bisa membawa perubahan perilaku pada peserta didik.
Untuk menerapkan teori pembelajaran humanistik dalam pembelajaran, guru harus menjadi fasilitator yang memerhatikan karakter setiap peserta didik, memberikan motivasi belajar, dan menyediakan sumber belajar yang memadai. Selain itu, proses pembelajaran juga harus dilakukan dengan langkah-langkah yang terencana dan terstruktur, serta dievaluasi untuk meningkatkan efektivitasnya.
Referensi
- Rogers, C.R. (1961). On becoming a person: A therapist’s view of psychotherapy. Boston: Houghton Mifflin.
- Maslow, A.H. (1968). Toward a Psychology of Being. 2nd ed. New York: Van Nostrand Reinhold.
- Deci, E.L., & Ryan, R.M. (1985). Intrinsic Motivation and Self-Determination in Human Behavior. New York: Plenum Press.
- Rogers, C.R. (1983). Freedom to Learn for the 80s. Columbus, OH: Charles E. Merrill.
- Gage, N.L. (1978). The Scientific Basis of the Art of Teaching. New York: Teachers College Press.
- Kolb, D.A. (1984). Experiential Learning: Experience as the Source of Learning and Development. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.
- McLeod, S.A. (2013). Carl Rogers. Retrieved from https://www.simplypsychology.org/carl-rogers.html