Limbah Domestik-Isu limbah merupakan masalah yang sulit untuk diselesaikan karena terus muncul seiring perkembangan kehidupan manusia. Berbagai kegiatan manusia seperti industri, pertanian, dan aktivitas sehari-hari menghasilkan limbah.
Limbah domestik adalah jenis limbah yang paling banyak dihasilkan oleh manusia saat ini. Limbah domestik adalah sisa atau bahan buangan yang dihasilkan oleh berbagai aktivitas manusia, termasuk dari rumah tangga, sekolah, penginapan, restoran, perkantoran, pasar, mall, dan lainnya.
Jenis Limbah Domestik
Limbah domestik dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, di antaranya:
Limbah organik
Limbah yang berasal dari sisa makanan atau tumbuhan, seperti kulit buah, sayuran yang tidak terpakai, atau sisa makanan yang telah rusak.
Limbah anorganik
Limbah yang berasal dari bahan-bahan non-organik, seperti kertas, plastik, logam, dan kaca.
Limbah cair
Limbah yang berbentuk cair, seperti air limbah dari dapur, kamar mandi, dan mencuci.
Limbah berbahaya
Limbah yang dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan, seperti baterai, lampu neon, obat-obatan, pestisida, bahan kimia, dan limbah medis.
Limbah elektronik
Limbah yang berasal dari barang-barang elektronik yang sudah tidak terpakai, seperti komputer, telepon genggam, televisi, dan lain sebagainya.
Limbah rumah tangga lainnya
Limbah yang berasal dari aktivitas rumah tangga, seperti pakaian yang tidak terpakai, mainan anak-anak yang sudah tidak digunakan, sampah kertas, dan lain-lain.
Contoh Limbah Domestik
Beberapa contoh limbah domestik yang sering dihasilkan oleh manusia meliputi:
- Sisa makanan dan kulit buah
- Sampah kertas dan kardus
- Plastik seperti botol minuman, kantong plastik, dan bungkus makanan
- Barang elektronik seperti ponsel, televisi, dan komputer yang sudah tidak terpakai
- Pakaian yang sudah tidak terpakai
- Limbah medis seperti jarum suntik, obat-obatan kadaluarsa, dan perban
- Air limbah dari kamar mandi, dapur, dan cucian
- Kaca, logam, dan kaleng bekas
- Baterai dan lampu pijar yang sudah tidak terpakai
- Puing-puing bangunan dan material konstruksi lainnya.
Dampak Limbah Domestik
Limbah domestik dapat memiliki dampak yang merugikan bagi lingkungan dan kesehatan manusia jika tidak dikelola dengan baik. Beberapa dampak yang dapat ditimbulkan oleh limbah domestik adalah:
Pencemaran lingkungan
Limbah domestik yang tidak dibuang dengan benar dapat mencemari tanah, air, dan udara. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada lingkungan, termasuk pada ekosistem dan habitat satwa liar.
Kesehatan manusia
Limbah domestik yang tidak dikelola dengan baik dapat menyebarkan penyakit melalui bakteri, virus, dan parasit yang terdapat di dalamnya. Selain itu, limbah elektronik yang tidak dibuang dengan benar juga dapat mengandung zat berbahaya yang dapat membahayakan kesehatan manusia.
Peningkatan emisi gas rumah kaca
Limbah organik yang membusuk di tempat pembuangan sampah dapat menghasilkan gas metana yang dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca dan berdampak pada perubahan iklim global.
Pemanfaatan sumber daya alam
Produksi dan pembuangan limbah domestik yang tidak terkendali dapat membuang sumber daya alam secara sia-sia dan mengurangi kemampuan bumi untuk mendaur ulang sumber daya.
Kerugian ekonomi
Pengolahan dan pembuangan limbah domestik membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Jika limbah domestik tidak dikelola dengan baik, maka dapat menyebabkan kerugian ekonomi pada negara atau daerah yang harus menanggung biaya pengelolaannya.
Oleh karena itu, pengelolaan limbah domestik yang baik dan efektif sangat penting untuk menjaga kelestarian lingkungan dan kesehatan manusia.
Cara Mengurangi Limbah Domestik
Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi limbah domestik, di antaranya:
- Mengurangi penggunaan kantong plastik: Gunakan kantong belanja yang dapat dipakai berulang-ulang, sehingga mengurangi penggunaan kantong plastik yang hanya digunakan sekali saja.
- Mengurangi konsumsi air: Menjaga penggunaan air yang efisien dengan menutup keran saat tidak digunakan dan memperbaiki keran yang bocor.
- Membuang limbah dengan benar: Membuang limbah di tempat yang sudah ditentukan, seperti di tempat sampah yang terpisah antara sampah organik dan non-organik, serta sampah berbahaya dan non-berbahaya.
- Memilah sampah: Memilah sampah berdasarkan jenisnya, seperti sampah organik dan non-organik, serta sampah berbahaya dan non-berbahaya.
- Mengurangi penggunaan barang sekali pakai: Mengurangi penggunaan barang sekali pakai seperti sedotan, sendok, garpu, dan botol air minum yang sekali pakai dengan memilih alternatif yang dapat dipakai berulang-ulang.
- Menggunakan barang bekas: Menggunakan barang bekas yang masih dapat dipakai daripada membeli barang baru.
- Mengubah gaya hidup: Mengurangi penggunaan barang dan energi yang tidak perlu dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih hemat dan efisien.
Dengan menerapkan cara-cara ini, dapat membantu mengurangi jumlah limbah domestik dan mempertahankan kelestarian lingkungan.
Pengelolaan Limbah Domestik
Diperlukan usaha yang tepat dalam mengelola limbah domestik untuk mengatasi dampak pencemaran dan kerusakan lingkungan. Setiap jenis limbah domestik memerlukan pengelolaan yang berbeda-beda. Di bawah ini akan dijelaskan tentang cara pengelolaan limbah domestik.
Pengelolaan Limbah Domestik Cair
Salah satu cara untuk mengelola limbah cair domestik guna mengurangi pencemaran pada lingkungan adalah dengan menggunakan Bio Septic Tank. Bio septic tank berfungsi untuk menampung limbah cair domestik sehingga dapat mengurangi pencemaran pada lingkungan.
Baca juga: Limbah Anorganik: Pengertian, Jenis, Ciri, dan Dampak
Bio Septic Tank berkapasitas besar dan dilengkapi dengan alat penyaringan untuk mengurangi bau kotoran serta mencegah pencemaran tanah. Bio septic tank terbuat dari serat fiber yang tebal sehingga dapat mencegah kebocoran dari limbah yang tertampung di dalamnya.
Baca juga: Limbah Keras Organik: Pengertian dan Contohnya
Selain menggunakan Bio Septic Tank, ada cara lain yang dapat dilakukan untuk mengelola limbah cair domestik yaitu dengan melakukan pengolahan greywater. Greywater merupakan limbah cair domestik yang berasal dari sumber selain dari limbah toilet atau kakus, seperti air bekas mandi, air bekas mencuci baju, dan air bekas mencuci peralatan.
Baca juga: Jenis Limbah: Pengertian, dan Karateristik
Pengolahan greywater dapat dilakukan dengan membuat bak filter organik agar limbah cair domestik tidak langsung terbuang ke tanah atau saluran air. Bak filter dapat diisi dengan pasir, tanah, serta tanaman penyaring, seperti enceng gondok, kangkung, dan kiambang, yang berfungsi untuk menjernihkan dan mengurangi polusi pada air.
Baca juga: Sawarna Srikandi: Tempat Wisata Terbaik di Banten
Air bekas mandi dan mencuci akan dialirkan secara bertahap ke dalam bak filter, sementara air bekas mencuci peralatan akan dialirkan terlebih dahulu ke dalam bak penangkap lemak. Greywater dapat mengurangi pencemaran pada lingkungan dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber air alternatif yang membantu mengatasi masalah ketersediaan air di wilayah perkotaan.
Baca juga: Dasa Darma Pramuka: Pengertian, Isi, dan Fungsi
Air yang dihasilkan oleh pengelolaan greywater dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain seperti membersihkan toilet, mencuci toilet, dan menyiram tanaman.
Pengelolaan Limbah Padat Domestik
Beberapa proses dapat dilakukan untuk mengelola limbah padat domestik.
Pemilahan
Salah satu cara pengelolaan limbah padat yang umum dilakukan adalah dengan melakukan pemilahan. Dalam cara ini, limbah padat akan dipisahkan menjadi limbah organik (sampah basah) dan limbah anorganik (sampah kering). Limbah organik (sampah basah) dapat diolah menjadi pupuk organik atau pupuk kompos, sementara limbah anorganik (sampah kering) dapat didaur ulang atau dijual ke pemulung sehingga dapat menghasilkan barang yang memiliki nilai.
Pewadahan
Pengertian dari pewadahan adalah kegiatan menampung sementara sampah secara mandiri sebelum dibawa ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) atau Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Kegiatan pewadahan dilakukan dengan menyiapkan wadah untuk memisahkan limbah anorganik berdasarkan jenis atau bahannya.
Pengumpulan
Ada dua cara yang umum dilakukan dalam proses pengumpulan limbah padat. Pertama, dilakukan oleh petugas kebersihan yang datang ke masing-masing tempat untuk mengangkut atau memindahkan sampah ke Tempat Penampungan Sementara (TPS). Alternatif kedua adalah dengan cara komunal langsung, yaitu pengambilan limbah padat dari setiap titik komunal untuk langsung diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) tanpa perlu dipindahkan terlebih dahulu.
Pengangkutan
Proses pembawaan sampah padat dengan cara pengumpulan komunal langsung dilakukan dengan memanfaatkan kendaraan pengangkut seperti compactor truck dan arm roll truck. Setiap kendaraan tersebut memiliki kapasitas yang berbeda, yaitu 6 m3 dan 4 m3.
Baca juga: Karakter: Pengertian, Unsur, Jenis, dan Pembentuknya
Kendaraan pengangkut compactor truck memiliki kemampuan untuk mengepress sampah padat sehingga dapat menampung lebih banyak sampah. Kedua jenis kendaraan pengangkut sampah padat ini dilengkapi dengan lengan tarik hidrolik untuk memudahkan proses pengangkutan dan pembongkaran sampah tanpa harus bersentuhan langsung dengan sampah tersebut.
Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
Limbah padat yang telah dikumpulkan dan diangkut kemudian akan diarahkan ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) sebelum dipindahkan ke tempat pengolahan dan daur ulang atau Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Setelah sampah padat mencapai Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), langkah selanjutnya adalah melakukan isolasi atau penguburan yang aman untuk menghindari dampak negatif bagi lingkungan. Selain itu, TPA juga akan melakukan beberapa tindakan lain seperti memilah sampah, mendaur ulang sampah anorganik, dan mengomposkan sampah organik.
Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan limbah padat domestik merupakan hal yang penting untuk dilakukan dalam rangka menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan. Proses pengelolaan limbah padat meliputi beberapa tahap, antara lain pemilahan, pewadahan, pengumpulan, pengangkutan, dan pengolahan di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
Pada tahap pemilahan, limbah padat dipisahkan menjadi limbah organik dan anorganik agar dapat diolah secara terpisah. Pada tahap pewadahan, limbah padat ditempatkan dalam wadah terpisah berdasarkan jenisnya. Tahap pengumpulan dilakukan oleh petugas kebersihan atau melalui pengumpulan komunal langsung menggunakan kendaraan pengangkut jenis compactor truck dan arm roll truck.
Setelah dikumpulkan, limbah padat akan dibawa ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) sebelum dipindahkan ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Di TPA, limbah padat akan diisolasi atau ditimbun secara aman dan diolah dengan melakukan pemilahan, daur ulang, serta pengomposan. Dengan melaksanakan proses pengelolaan limbah padat secara baik, diharapkan dapat menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah dampak negatif pada kesehatan masyarakat.
Referensi
- UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
- Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 13 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
- Pedoman Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
- Panduan Praktis Pengolahan Limbah Padat Rumah Tangga oleh Badan Pengembangan Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
- Modul Pelatihan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga oleh Yayasan Kesehatan Lingkungan Indonesia.