cara mengqodho sholat ashar di waktu maghrib
Khazanah

Cara Mengqodho Sholat Ashar di Waktu Maghrib

Penting untuk memahami bagaimana mengqodho Sholat Ashar yang terlewat saat waktu Maghrib tiba, terutama bagi mereka yang lupa melaksanakan kewajiban tersebut. Apabila seseorang tidak dapat menjalankan sholat ashar karena alasan seperti lupa atau tertidur, mereka harus segera menggantinya setelah menyadarinya. Kewajiban untuk mengqodho sholat yang terlewat didasarkan pada hadits Rasulullah SAW:

مَنْ نَسِيَ صَلَاةً أَوْ نَامَ عَنْهَا فَكَفَّارَتُهَا أَنْ يُصَلِّيَهَا إِذَا ذَكَرَهَا

Man nasiya sholaatan auw naama ‘anhaa fakaffaa ratuha an yusholliihaa idzaa dzakarahaa

Artinya: Siapa yang lupa sholat (dan meninggalkannya), atau tertidur, maka kafaratnya ialah ia harus mengerjakannya ketika ia ingat (HR Muslim)

Cara Mengqodho Sholat Ashar di Waktu Maghrib

Cara melakukan qodho (mengganti) Sholat serupa dengan pelaksanaan Sholat Fardhu. Anda dapat melaksanakan qodho Sholat Ashar pada waktu awal Maghrib dengan melakukan Sholat Ashar empat rakaat terlebih dahulu. Setelah itu, Anda dapat melanjutkan dengan Sholat Maghrib yang berjumlah tiga rakaat.

Cara lain, Anda juga bisa melakukan Sholat Maghrib berjamaah terlebih dahulu, dan kemudian melanjutkan dengan Sholat Ashar (qodho).

Dengan kata lain, pelaksanaan qodho Sholat harus sesuai dengan tata cara pelaksanaan Sholat Fardhu, tergantung pada waktu dan keadaan yang sesuai.

Pelafalan niat sholat qodho berbeda dengan sholat wajib, berikut bacaan niat qodho Sholat Ashar di waktu maghrib:

أصلي فرض العصر أربع ركعات مستقبل القبلة قضاء لله تعالى

Ushollii fardho asri arba’a rakaatin mustaqbilal qiblati qodho’an lillahi ta’ala.

Artinya: “Saya berniat mengqodho sholat fardu asar empat rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta’ala.”

Adapun pelaksanaan cara mengqodho Sholat Ashar di waktu maghrib sebagai berikut:

Mulai dengan melafazkan niat.

Rakaat Pertama:

  • Takbiratul ihram (takbir pembuka)
  • Membaca doa iftitah (doa pembuka)
  • Membaca Surat Al-Fatihah
  • Membaca surat atau ayat Al-Qur’an tertentu
  • Ruku’ (membungkuk) dengan khusyuk
  • I’tidal (berdiri tegak setelah ruku’)
  • Sujud (prosternasi)
  • Duduk di antara dua sujud
  • Sujud kedua
  • Berdiri lagi

Rakaat Kedua:

  • Membaca Surat Al-Fatihah
  • Membaca ayat Al-Qur’an
  • Ruku’ dengan khusyuk
  • I’tidal
  • Sujud
  • Duduk di antara dua sujud
  • Sujud kedua
  • Duduk untuk tasyahud awal (doa pertengahan sholat)
  • Berdiri lagi

Rakaat Ketiga:

  • Membaca Surat Al-Fatihah
  • Ruku’ dengan khusyuk
  • I’tidal
  • Sujud
  • Duduk di antara dua sujud
  • Sujud kedua
  • Berdiri lagi

Rakaat Keempat:

  • Membaca Surat Al-Fatihah
  • Ruku’ dengan khusyuk
  • I’tidal
  • Sujud
  • Duduk di antara dua sujud
  • Duduk untuk tasyahud akhir (doa penutup sholat)

Para ulama sepakat bahwa jika seseorang melewatkan beberapa waktu sholat dalam satu hari yang sama, maka cara menggantinya adalah dengan melakukan qodha (pembayaran kembali) sholat tersebut sesuai dengan urutan waktu. Artinya, sholat yang waktunya lebih awal harus dikerjakan terlebih dahulu, dan yang waktunya lebih belakang dilakukan kemudian. Dasar praktik ini ditemukan dalam tindakan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW ketika beliau melewatkan empat waktu shalat dalam satu hari yang sama, yaitu beliau mengqadha’nya sesuai dengan urutan waktu, dimulai dari qodha sholat Dzhuhur, Ashar, Maghrib, dan yang terakhir adalah Isya’.


إِنَّ الْمُشْرِكِينَ شَغَلُوا رَسُولَ اللَّهِ عَنْ أَرْبَعِ صَلَوَاتٍ يَوْمَ الْخَنْدَقِ حَتَّى ذَهَبَ مِنَ اللَّيْلِ مَا شَاءَ اللَّهُ فَأَمَرَ بِلاَلاً فَأَذَّنَ ثُمَّ أَقَامَ فَصَلَّى الظُّهْرَ ثُمَّ أَقَامَ فَصَلَّى الْعَصْرَ ثُمَّ أَقَامَ فَصَلَّى الْمَغْرِبَ ثُمَّ أَقَامَ فَصَلَّى الْعِشَاءَ

Dari Nafi’ dari Abi Ubaidah bin Abdillah, telah berkata Abdullah,”Sesungguhnya orang-orang musyrik telah menyibukkan Rasulullah SAW sehingga tidak bisa mengerjakan empat sholat ketika perang Khandaq hingga malam hari telah sangat gelap. Kemudian beliau SAW memerintahkan Bilal untuk melantunkan adzan diteruskan iqamah. Maka Rasulullah SAW mengerjakan sholat Dzuhur. Kemudian iqamah lagi dan beliau mengerjakan sholat Ashar. Kemudian iqamah lagi dan beliau mengerjakan sholat Maghrib. Dan kemudian iqamah lagi dan beliau mengerjakan sholat Isya.” (HR. At-Tirmizy dan AnNasa’i)

Baca juga: 12 Manfaat Minyak Zaitun untuk Kesehatan dan Kecantikan

Penutup

Semua ulama sepakat bahwa pelaksanaan sholat qodho seharusnya dilakukan secepat mungkin, kecuali jika ada alasan yang sah. Dalam konteks ini, jika seseorang tertidur saat waktu Ashar dan kemudian terbangun saat waktu Maghrib tanpa melaksanakan sholat ashar, disarankan untuk segera menggantinya tanpa melakukan aktivitas lain.

Referensi

  1. NU Online
  2. Kementerian Agama RI
Bambang Niko Pasla

A seasoned writer in the fields of industry, business, and technology. Enjoys sports and traveling activities.