Cara Budidaya Azolla dari Persiapan Hingga Panen

Cara Budidaya Azolla

Cara budidaya Azolla, tanaman paku air yang sering disebut sebagai “emas hijau” bagi peternak dan petani, semakin populer karena manfaatnya yang luar biasa. Tanaman ini tidak hanya berguna sebagai pakan ternak dan ikan, tetapi juga sebagai pupuk organik yang memperkaya tanah.

Bagi yang belum tahu, azolla tumbuh dengan cepat, mudah dirawat, dan bisa dibudidayakan di lahan sempit. Namun, meski terlihat sederhana, ada beberapa trik agar azolla bisa tumbuh subur dan menghasilkan panen melimpah.

Mengenal Azolla: Tanaman Ajaib dengan Segudang Manfaat

Sebelum masuk ke teknik budidaya, mari pahami dulu apa itu azolla dan mengapa tanaman ini begitu istimewa.

Azolla adalah tanaman paku air mengapung yang biasanya ditemukan di sawah, rawa, atau kolam tenang. Tanaman ini bersimbiosis dengan ganggang biru-hijau (Anabaena azollae) yang mampu mengikat nitrogen dari udara, menjadikannya sumber nutrisi alami.

Manfaat Azolla diantaranya sebagai berikut:

  • Pakan Ternak & Ikan – Azolla mengandung 25-35% protein, menjadikannya pakan bergizi untuk ikan, ayam, bebek, bahkan sapi.
  • Pupuk Organik – Kandungan nitrogennya tinggi, sehingga bisa menyuburkan tanah.
  • Pengendali Gulma – Azolla menutupi permukaan air, mencegah pertumbuhan gulma seperti eceng gondok.
  • Biofilter Alami – Menyerap logam berat dan mengurangi polusi air.

Dengan manfaat sebanyak ini, tidak heran banyak peternak dan petani mulai membudidayakan azolla.

Tidak semua azolla sama. Beberapa jenis yang umum dibudidayakan di Indonesia antara lain:

  • Azolla pinnata – Jenis paling populer, tumbuh cepat, dan adaptif di iklim tropis.
  • Azolla microphylla – Lebih tahan terhadap suhu dingin.
  • Azolla filiculoides – Cocok untuk daerah dengan sinar matahari intensif.

Untuk pemula, Azolla pinnata adalah pilihan terbaik karena pertumbuhannya cepat dan perawatannya mudah.

Cara Budidaya Azolla

Salah satu keunggulan azolla adalah kemudahannya dalam beradaptasi dengan berbagai media tanam. Kita bisa memanfaatkan kolam tanah tradisional, kolam terpal praktis, hingga wadah sederhana seperti drum bekas atau ember besar. Kunci keberhasilannya terletak pada pemahaman karakteristik masing-masing media dan penyesuaian perawatannya.

1. Persiapan Media Tanam

Azolla berkembang optimal dalam lingkungan berlumpur dengan air yang relatif tenang. Untuk menyiapkan media terbaik, mulailah dengan memilih wadah budidaya sesuai kebutuhan. Kolam tanah alami memberikan keuntungan ekosistem mikroba yang sudah stabil, sementara terpal menawarkan kontrol lebih terhadap kebocoran dan kontaminasi.

Kedalaman ideal media berkisar antara 10-20 cm. Lapisi dasar wadah dengan tanah subur setebal 3-5 cm, kemudian perkaya dengan pupuk kandang matang atau kompos berkualitas. Isi dengan air bersih hingga mencapai ketinggian 5-15 cm – cukup untuk membasahi media tanpa membuatnya tergenang berlebihan.

Beberapa catatan penting dalam persiapan media:

  • Untuk kolam terpal, pastikan melakukan pengecekan kebocoran menyeluruh sebelum digunakan
  • Gunakan air sumur atau air hujan yang bebas kaporit
  • Hindari penggunaan air PDAM langsung karena kandungan klorinnya dapat menghambat pertumbuhan

3. Seleksi Bibit Unggul

Kualitas bibit menentukan keberhasilan budidaya. Sumber bibit bisa diperoleh dari petani lokal yang sudah berpengalaman, kolam alami yang sudah terdapat azolla, atau pembelian melalui platform online terpercaya. Bibit berkualitas memiliki ciri-ciri khusus: warna hijau segar merata tanpa noda kecoklatan, tekstur daun kompak tanpa tanda pembusukan, dan pertumbuhan yang rapat menunjukkan vitalitas baik.

4. Penebaran Bibit

Lakukan penebaran dengan kepadatan awal 100-200 gram per meter persegi. Sebarkan secara merata di permukaan air, biarkan mengapung secara alami. Pada hari-hari pertama, berikan perlindungan dari sinar matahari langsung menggunakan naungan sementara seperti paranet atau dedaunan. Periode adaptasi ini sangat krusial untuk memastikan bibit tidak mengalami stres lingkungan.

Dalam waktu 3-5 hari, koloni azolla akan mulai menunjukkan perkembangan signifikan. Waspadai perubahan warna menjadi kuning yang mengindikasikan kekurangan nutrisi – kondisi ini bisa diatasi dengan pemberian pupuk organik cair atau penambahan pupuk dasar.

4. Perawatan Intensif untuk Hasil Optimal

Azolla membutuhkan paparan sinar matahari 50-70% untuk fotosintesis optimal. Penggunaan paranet dengan kerapatan 50% sering menjadi solusi tepat di daerah dengan intensitas cahaya tinggi. Sebaliknya, pertumbuhan yang lambat dan pucat menandakan kebutuhan akan pencahayaan lebih

Jadwalkan pemberian pupuk kandang setiap dua minggu sebagai nutrisi dasar. Untuk percepatan pertumbuhan, pupuk NPK bisa diaplikasikan dengan dosis 5 gram/m². Air cucian beras mengandung nutrisi mikro yang bermanfaat sebagai pupuk tambahan alami.

Keong dan serangga air menjadi ancaman utama. Pemasangan saringan halus pada saluran air masuk, pemungutan manual hama, serta menjaga kebersihan lingkungan kolam merupakan strategi pengendalian terpadu yang efektif.

5. Panen Azolla

Azolla mencapai masa panen pertama dalam 2-3 minggu setelah tebar. Gunakan jaring halus atau tangan untuk mengambil 30-50% tutupan permukaan, sisakan sebagian untuk regenerasi. Pencucian hasil panen penting untuk menghilangkan kotoran sebelum diberikan sebagai pakan.

Dalam kondisi lingkungan optimal dengan perawatan konsisten, siklus panen bisa dilakukan setiap 5-7 hari. Frekuensi ini memungkinkan produktivitas berkelanjutan tanpa menguras seluruh populasi azolla dalam media budidaya.

Tips Agar Azolla Tumbuh Lebih Cepat

Untuk mempercepat perkembangan azolla secara signifikan, ada beberapa teknik khusus yang bisa diterapkan. Salah satu metode paling efektif adalah memanfaatkan air dari kolam ikan yang sudah mengandung nutrisi alami. Air ini kaya akan kotoran ikan yang telah terurai menjadi senyawa organik siap serap, sekaligus mengandung mikroorganisme menguntungkan yang membantu proses pertumbuhan azolla.

Penggunaan probiotik seperti EM4 (Effective Microorganisms 4) terbukti mampu meningkatkan kecepatan pertumbuhan secara dramatis. Aplikasikan EM4 dengan dosis 5-10 ml per liter air setiap 2 minggu sekali. Mikroba aktif dalam EM4 akan bekerja memecah material organik menjadi nutrisi yang lebih mudah diserap, sekaligus menekan perkembangan patogen berbahaya.

Faktor krusial lainnya adalah pengelolaan tingkat keasaman air. Azolla tumbuh optimal pada kisaran pH netral antara 6-7. Penggunaan pH meter digital atau kertas lakmus secara rutin sangat dianjurkan. Jika pH air terlalu rendah (asam), netralkan dengan kapur pertanian atau abu sekam. Sebaliknya, jika pH terlalu tinggi (basa), gunakan larutan cuka encer atau daun asam untuk menurunkannya.

Beberapa teknik tambahan yang bisa diaplikasikan:

  • Berikan aerasi ringan untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut
  • Lakukan rotasi media tanam setiap 3 bulan untuk mencegah penumpukan senyawa beracun
  • Tambahkan ekstrak daun lamtoro sebagai sumber nitrogen organik tambahan
  • Gunakan shading net 50% di daerah dengan intensitas matahari sangat tinggi

Dengan kombinasi teknik-teknik di atas, pertumbuhan azolla dapat meningkat hingga 40-60% lebih cepat dibanding metode konvensional. Kunci keberhasilannya terletak pada konsistensi perawatan dan pemantauan parameter lingkungan secara rutin.

Penutup

Budidaya azolla mudah, murah, dan menguntungkan. Dengan perawatan tepat, dalam 1 bulan saja, Anda sudah bisa panen berkali-kali. Cocok untuk peternak, petani, atau bahkan pehobi aquascape.

Baca juga:

Referensi

  1. Alcantara, P. B., & Van Hove, C. (1989). Azolla and its multiple uses with emphasis on Africa. Food and Agriculture Organization. http://www.fao.org/3/t0646e/t0646e00.htm
  2. Bhuvaneshwari, K., & Singh, P. K. (2015). Azolla: A sustainable feed for livestock. International Journal of Livestock Research, 5(5), 1-12. https://doi.org/10.5455/ijlr.20150407115232
  3. Carrapiço, F. (2010). Azolla as a superorganism: Its implication in symbiotic studies. Symbiosis, 52(1-3), 1-8. https://doi.org/10.1007/s13199-010-0088-9
  4. Lumpkin, T. A., & Plucknett, D. L. (1982). Azolla as a green manure: Use and management in crop production. Westview Press.
  5. Ministry of Agriculture and Farmers Welfare. (2018). Azolla cultivation manual. Government of India. https://agricoop.nic.in/sites/default/files/Azolla_Manual.pdf
  6. Sadeghi, R., Zarkami, R., & Sabetraftar, K. (2013). A review of the ecological requirements of Azolla filiculoides. Wetlands, 33(2), 313-327. https://doi.org/10.1007/s13157-013-0387-z
  7. Wagner, G. M. (1997). Azolla: A review of its biology and utilization. The Botanical Review, 63(1), 1-26. https://doi.org/10.1007/BF02857915
  8. Watanabe, I. (1982). Azolla-Anabaena symbiosis: Its physiology and use in tropical agriculture. In Microbiology of tropical soils and plant productivity (pp. 169-185). Springer. https://doi.org/10.1007/978-94-009-7529-3_7
  9. Zimmerman, W. J. (1985). Biomass and pigment production in three isolates of Azolla: Response to light and temperature stress. Annals of Botany, 56(5), 689-699. https://doi.org/10.1093/oxfordjournals.aob.a087062
Please follow and like us:
Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial