Tata Cara Sholat Istisqa – Sholat istisqa adalah sholat sunnah yang terdiri dari dua rakaat yang dilakukan sebagai permohonan kepada Allah untuk mengirim hujan. Ketika mengalami kekeringan, sebagai umat Muslim, kita disarankan untuk menjalankan sholat istisqa.
Pelaksanaan sholat istisqa sangat dianjurkan dan termasuk dalam kategori sunnah muakkad, yang berarti sangat disarankan. Melakukan sholat istisqa saat kekeringan terjadi merupakan salah satu upaya yang kita lakukan untuk mencari pertolongan dari Allah SWT.
Menyadur dari halaman NU Online, bahwa tata cara sholat istisqa dua rakaat mirip dengan sholat dua rakaat pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Yang membedakannya adalah beberapa perbedaan kecil dalam hal penyampaian khutbah, takbir, dan posisi khatib pada khutbah kedua. Secara umum, kedua jenis sholat ini memiliki persamaan.
الأولى جهرا ويستقبل القبلة بعد ثلث الخطبة الثانية وحول الإمام والناس ثيابهم حينئذ وبالغ فيها في الدعاء سرا وجهرا ثم استقبل الناس
Artinya, “Mereka sholat istisqa sebanyak dua rakaat seperti sholat Id berikut takbirnya. Seseorang yang menjadi khatib kemudian menyampaikan khutbah dua atau sekali. Khutbah setelah sholat lebih utama. Khatib beristighfar dalam khutbah sebagai pengganti takbir pada khutbah Id, Khatib berdoa dengan jahar (lantang), lalu menghadap kiblat setelah lewat sepertiga pada khutbah kedua. Khatib dan jamaah memutar pakaian (selendang atau sorban) ketika itu. Pada saat itu, khatib meningkatkan kesungguhan berdoa sirr (rahasia) dan jahar (lantang), setelah itu ia kembali menghadap ke arah jamaah,”
Adapun dalil sholat Istisqa telah ada sejak zaman Rasulullah SAW, yang diriwayatkan Abu Hurairah:
خرج النبي صلى الله عليه وسلم يوماً يستسقي فصلى بنا ركعتين بلا أذان ولا إقامة ثم خطبنا ودعا الله عز وجل وحول وجهه نحو القبلة رافعاً يديه ثم قلب ردائه فجعل الأيمن الأيسر والأيسر الأيمن
Artinya: Nabi Muhammad Saw keluar rumah pada suatu hari untuk memohon diturunkan hujan, lalu beliau sholat dua rakaat bersama kita tanpa azdan dan iqamat, kemudian beliau berdiri untuk khutbah dan memanjatkan doa kepada Allah Swt dan seketika itu beliau mengalihkan wajahnya (dari semula menghadap ke arah hadirin) menghadap ke kiblat serta mengangkat kedua tangannya, serta membalikkan selendang sorbannya, dari pundak kanan ke pundak kiri, begitupun ujung sorbannya (HR. Imam Ahmad).
Menukil Nu Online, berikut ini bacaan niat sholat istisqa:
أصلي سنة الاستسقاء ركعتين مستقبل القبلة اماما/ماموما لله تعالى
Artinya: saya niat sholat sunah istisqa dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta’ala.
Baca juga: Tata Cara Mandi Wajib Setelah Haid yang Benar Menurut Islam
Tata Cara Sholat Istisqa
Inilah tata cara sholat istisqa:
- Sholat terdiri dari dua rakaat.
- Pada rakaat pertama, melafalkan takbir sebanyak tujuh kali sebelum membaca surat Al-Fatihah.
- Pada rakaat kedua, melafalkan takbir sebanyak lima kali sebelum membaca surat Al-Fatihah.
- Terdapat khotbah setelah atau sebelum salat, dengan khotbah setelah sholat lebih utama.
- Sebelum memulai khotbah pertama, khatib membaca istigfar sembilan kali.
- Sebelum memulai khotbah kedua, khatib membaca istigfar tujuh kali.
- Dalam khotbah kedua, sangat dianjurkan untuk berdoa dengan khusuk.
Doa setelah Sholat Istisqa
Menyadur dari Kemenag, berikut ini doa yang dibacakan pada penghujung khutbah sholat istisqa yang pernah dibacakan oleh Rasulullah SAW:
((اللهم اسقنا، اللهم اسقنا، اللهم اسقنا))،
وفي لفظ: ((اللهم أغثنا، اللهم أغثنا، اللهم أغثنا))
((الحمد لله رب العالمين، الرحمن الرحيم، ملك يوم الدين، لا إله إلا الله يفعل ما يريد، اللهم أنت الله لا إله إلا أنت الغني ونحن الفقراء، أنزل علينا الغيث واجعل ما أنزلت لنا قوة وبلاغًا إلى حين))
((اللهم اسق عبادك، وبهائمك، وانشر رحمتك، وأحيي بلدك الميت))
((اللهم اسقنا غيثًا مريئًا مريعًا طبقًا عاجلاً غير رائث ، نافعًا غير ضار))
Waktu Pelaksanaan Sholat Istisqa
Waktu pelaksanaan sholat istisqa adalah pada saat siang hari, sebagaimana yang terdapat dalam hadis yang berasal dari istri Rasulullah SAW, Aisyah RA:
خرج رسول الله صلى الله عليه وسلم حين بدا حاجب الشمس
Dalam hadits ini Rasulullah Saw mengerjakan sholat istisqa dilakukan setelah matahari sudah muncul di langit, mirip dengan waktu pelaksanaan salat Idul Fitri atau Idul Adha. Ulama berpendapat bahwa sholat istisqa dapat dilakukan hingga sore hari, asalkan tidak dilaksanakan pada waktu yang diharamkan untuk melakukan sholat, yaitu ketika matahari berada tepat di atas kepala atau saat matahari terbenam.