Tata Cara Itikaf – Ibadah itikaf sendiri memiliki hukum sunnah muakkad, yang artinya sangat dianjurkan untuk dilakukan. Pelaksanaannya dilakukan pada 10 malam terakhir di bulan Ramadan, dimulai dari malam ke-20 hingga malam ke-30. Namun, bagi yang tidak dapat melaksanakannya selama 10 malam tersebut, tetap dapat melakukan itikaf selama periode waktu yang dikehendaki, dengan syarat tidak kurang dari satu malam.
Pengertian Itikaf
Arti dari kata “itikaf” secara bahasa adalah berdiam diri dan menetap dalam suatu tempat. Namun, di kalangan para ulama terdapat perbedaan dalam pengertian istilah itikaf. Ulama Hanafi berpendapat bahwa itikaf adalah berdiam diri di dalam masjid yang biasa digunakan untuk melakukan shalat berjama’ah.
Sedangkan menurut ulama Syafi’i, itikaf berarti berdiam diri di dalam masjid dengan melakukan amalan-amalan tertentu dengan niat karena Allah. Menurut Majelis Tarjih dan Tajdid dalam buku Tuntunan Ramadhan, itikaf adalah aktifitas berdiam diri di dalam masjid dalam periode waktu tertentu dengan melakukan ibadah-ibadah tertentu untuk mengharapkan ridha Allah.
Baca juga: Tata Cara Sholat Tahajud 4 Rakaat Beserta Doanya
Tata Cara Itikaf
Berikut tata cara itikaf dilangsir dari halaman muhamadiyah or.id:
Membaca niat i’tikaf
Sebelum memulai pelaksanaan itikaf, sebaiknya membaca niat terlebih dahulu. Niat itikaf harus ditetapkan sebelum memulai pelaksanaannya. Jika itikaf dilakukan karena adanya nazar, maka menurut Mazhab Syafi’i, harus ditentukan niat dengan jelas.
Namun, jika itikaf dilakukan pada 10 malam terakhir bulan Ramadan, maka bacaan niat yang sebaiknya diucapkan adalah sebagai berikut:

Nawaitul I’tikafa fii haadzal masjidi sunnatan lillahi ta’ala.
Artinya: “Aku berniat itikaf di masjid ini, sunah karena Allah ta’ala.”
Baca juga: Niat Sholat Tasbih Beserta Keutamaan Sholatnya
Berdiam di Masjid
Selama pelaksanaan itikaf, kegiatan yang dilakukan adalah berdiam diri di dalam masjid. Namun, selama berdiam diri tersebut, sebaiknya melakukan dzikir, tafakkur, membaca tasbih, dan terutama memperbanyak membaca Al-Quran. Selain itu, sangat dianjurkan untuk melaksanakan sholat sunnah di dalam masjid.
Mendekatkan diri kepada Allah SWT
Tujuan dari pelaksanaan itikaf adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tujuan ini dapat dicapai dengan memperbanyak amalan, berdoa, dan merefleksikan kesalahan yang telah dilakukan. Selain itu, selama masa itikaf, umat Muslim juga diharapkan untuk menjauhkan diri dari segala perbuatan yang tidak berguna atau tidak bermanfaat.
Waktu Pelaksanaan Itikaf
Pelaksanaan ibadah itikaf sangat dianjurkan pada setiap waktu di bulan Ramadhan. Namun, di kalangan para ulama terdapat perbedaan pendapat mengenai waktu pelaksanaan itikaf.
Ada yang berpendapat bahwa itikaf dapat dilakukan dalam waktu singkat tanpa batasan lamanya, seperti yang dipegang oleh ulama Hanafi. Namun, menurut ulama Malikiyah, itikaf harus dilakukan minimal selama satu malam dan satu hari.
Dengan mempertimbangkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan itikaf dapat dilakukan dalam waktu tertentu yang ditentukan sendiri, seperti 1 jam, 2 jam, 3 jam, dan seterusnya. Selain itu, itikaf juga dapat dilaksanakan selama satu hari semalam (24 jam).
Baca juga: Tata Cara Sholat Tasbih 4 Rakaat Beserta Dalilnya
Dalil Tentang Itikaf
Berikut ini dalil tang berbicara tentang itikaf:
Al-Baqarah 125
وَاِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَاَمْنًاۗ وَاتَّخِذُوْا مِنْ مَّقَامِ اِبْرٰهٖمَ مُصَلًّىۗ وَعَهِدْنَآ اِلٰٓى اِبْرٰهٖمَ وَاِسْمٰعِيْلَ اَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّاۤىِٕفِيْنَ وَالْعٰكِفِيْنَ وَالرُّكَّعِ السُّجُوْدِ
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah (Ka’bah) tempat berkumpul dan tempat yang aman bagi manusia. Dan jadikanlah maqam Ibrahim itu tempat salat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, orang yang iktikaf, orang yang rukuk dan orang yang sujud.”
Hadist Riwayat Aisah ra
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ اْلعَشَرَ اْلأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللهُ ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ. [رواه مسلم]
Artinya: “Bahwa Nabi saw melakukan i’tikaf pada hari kesepuluh terakhir dari bulan Ramadhan, (beliau melakukannya) sejak datang di Madinah sampai beliau wafat, kemudian istri-istri beliau melakukan i’tikaf setelah beliau wafat.” [HR. Muslim]
Baca juga: Cara Sholat Lailatul Qadar Sendiri
Syarat-Syarat I’tikaf
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar itikaf dapat dilakukan secara sah, yaitu:
- Pelaku itikaf harus beragama Islam.
- Pelaku itikaf harus sudah baligh, baik laki-laki maupun perempuan.
- Itikaf dilakukan di masjid, baik itu masjid jami’ maupun masjid biasa.
- Pelaku itikaf harus memiliki niat itikaf sebelum memulai pelaksanaannya.
- Tidak ada syarat wajib berpuasa untuk melaksanakan itikaf, sehingga orang yang tidak berpuasa tetap diperbolehkan untuk melaksanakan itikaf.
Amalan Itikaf
Dari beberapa ayat dan hadis Nabi Saw., terdapat beberapa amalan (ibadah) yang dapat dilakukan oleh orang yang melakukan itikaf, di antaranya:
- Melaksanakan salat sunat, seperti salat tahiyatul masjid, salat malam (tahajud), dan lain-lain.
- Membaca Al-Quran dan melakukan tadarus Al-Quran.
- Berdzikir dan berdoa.
- Membaca buku-buku agama dan mempelajari ilmu agama.
Baca juga: 25 Ide Bisnis Yang Kreatif dan Inovatif di 2023 Beserta Tips
Referensi
- https://muhammadiyah.or.id
- https://mui.or.id
- https://islam.nu.or.id