10 Manfaat Donor Darah untuk Kesehatan
Manfaat Donor Darah – Donor darah bukan sekadar kegiatan sukarela, tetapi sebuah perbuatan mulia yang dapat menyelamatkan nyawa. Darah yang didonorkan oleh individu dengan sukarela disimpan di bank darah dan kemudian digunakan untuk transfusi darah bagi mereka yang membutuhkan, seperti penderita trauma berat, anemia, talasemia, hemofilia, dan leukemia.
Tindakan ini diawasi oleh Palang Merah Indonesia (PMI) dan dijamin keamanannya oleh Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Namun, masih banyak masyarakat yang belum sepenuhnya menyadari manfaat besar yang dapat diperoleh dari donor darah ini.
Manfaat Donor Darah untuk Kesehatan Tubuh
Melibatkan diri dalam donor darah secara rutin telah terbukti memberikan sejumlah manfaat positif bagi kesehatan tubuh. Menyadur dari siloam hospital, berikut adalah beberapa manfaat yang patut diperhatikan:
1. Menjaga Kesehatan Jantung
Penelitian telah menunjukkan bahwa donor darah secara rutin dapat memberikan efek perlindungan jangka panjang terhadap penyakit kardiovaskular, terutama pada wanita. Aktivitas ini membantu melancarkan aliran darah dan mengurangi risiko penyumbatan arteri, sehingga menjaga kesehatan jantung.
Donor darah yang teratur dapat mengurangi kelebihan zat besi dalam tubuh. Zat besi adalah mineral yang penting untuk fungsi tubuh, namun dalam jumlah berlebihan, dapat menyebabkan oksidasi kolesterol. Oksidasi kolesterol ini dapat menumpuk di dinding arteri dan menyebabkan aterosklerosis, yang merupakan penyebab utama penyakit jantung. Dengan mendonorkan darah, jumlah zat besi dalam tubuh dapat dikendalikan sehingga risiko oksidasi kolesterol dan penyumbatan arteri berkurang.
2. Menurunkan Kelebihan Zat Besi
Donor darah membantu menurunkan kelebihan kadar zat besi dalam tubuh. Kadar besi yang berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit hati, masalah jantung, dan diabetes. Donor darah menjadi cara alami untuk menjaga keseimbangan zat besi dalam tubuh.
Zat besi adalah mineral esensial yang diperlukan untuk produksi hemoglobin, protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh. Namun, tubuh tidak memiliki mekanisme alami untuk membuang kelebihan zat besi. Akumulasi zat besi yang berlebihan dapat menyebabkan kondisi yang disebut hemochromatosis, yang dapat merusak organ-organ vital seperti hati, jantung, dan pankreas.
Hemokromatosis dapat menyebabkan sirosis hati, kanker hati, gagal jantung, dan diabetes tipe 2. Dengan mendonorkan darah secara rutin, individu dapat mengurangi jumlah zat besi dalam darah mereka, karena setiap unit darah yang didonorkan mengandung sekitar 250 mg zat besi. Proses ini membantu mencegah penumpukan zat besi yang berlebihan dan mengurangi risiko penyakit yang terkait dengan hemochromatosis.
3. Deteksi Dini Penyakit
Sebelum mendonorkan darah, setiap pendonor menjalani pemeriksaan kesehatan secara gratis. Pemeriksaan ini tidak hanya memastikan bahwa pendonor dalam keadaan sehat tetapi juga dapat mendeteksi dini beberapa penyakit menular serius, seperti HIV, sifilis, hepatitis B dan C, dan malaria.
Pemeriksaan kesehatan ini mencakup serangkaian tes yang dirancang untuk menilai kondisi kesehatan umum pendonor. Pendonor akan melalui pengecekan tekanan darah, kadar hemoglobin, suhu tubuh, dan denyut nadi. Proses ini penting untuk memastikan bahwa pendonor berada dalam kondisi fisik yang optimal untuk mendonorkan darah tanpa menimbulkan risiko bagi dirinya sendiri atau penerima darah.
4. Membantu Menjaga Kesehatan Mental
Tidak hanya memelihara kesehatan fisik, rutin mendonorkan darah juga memiliki dampak positif pada kesehatan mental. Rasa puas karena berkontribusi untuk membantu orang lain dapat memberikan kebahagiaan dan mengurangi tingkat stres.
Ketika seseorang mendonorkan darah, mereka tidak hanya memberikan bantuan yang sangat berharga bagi pasien yang membutuhkan, tetapi juga merasakan kepuasan emosional yang datang dari tindakan altruistik tersebut. Tindakan memberikan tanpa pamrih ini dapat meningkatkan perasaan kesejahteraan dan kebahagiaan. Penelitian menunjukkan bahwa perilaku altruistik, seperti mendonorkan darah, dapat merangsang pelepasan hormon endorfin di otak. Endorfin ini dikenal sebagai “hormon kebahagiaan” karena mereka dapat meningkatkan suasana hati dan memberikan perasaan euforia.
5. Meningkatkan Produksi Eritrosit Baru
Donor darah tidak hanya mengurangi jumlah sel darah merah dalam tubuh, tetapi juga merangsang sumsum tulang untuk memproduksi eritrosit baru. Hal ini membantu meningkatkan kapasitas transportasi oksigen ke seluruh organ tubuh, menjaga tubuh tetap sehat.
6. Membantu Menurunkan Risiko Kanker
Donor darah secara teratur dapat membantu mengurangi risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker hati, paru-paru, usus besar, perut, dan tenggorokan. Hal ini disebabkan oleh pengurangan kadar zat besi dalam tubuh melalui proses donor darah.
Zat besi adalah mineral penting bagi tubuh, tetapi kadar yang berlebihan dapat menjadi berbahaya. Kelebihan zat besi dalam tubuh dapat meningkatkan produksi radikal bebas melalui reaksi oksidasi. Radikal bebas adalah molekul yang sangat reaktif dan dapat merusak sel-sel tubuh, termasuk DNA, yang dapat memicu perkembangan kanker. Dengan mendonorkan darah secara teratur, kadar zat besi dalam tubuh dapat dikurangi, yang membantu menurunkan produksi radikal bebas dan mengurangi risiko kerusakan sel yang dapat menyebabkan kanker.
Studi menunjukkan bahwa kadar zat besi yang tinggi berkaitan dengan peningkatan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker hati dan usus besar. Zat besi yang berlebihan dapat menumpuk di hati dan menyebabkan kerusakan sel serta peradangan kronis, yang meningkatkan risiko perkembangan kanker hati. Dalam kasus kanker usus besar, kadar zat besi yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan oksidatif pada dinding usus, meningkatkan risiko pertumbuhan sel kanker.
7. Menurunkan Kadar Kolesterol
Donor darah terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida dalam darah. Dengan mengontrol kadar kolesterol, risiko penumpukan plak lemak di pembuluh darah arteri dapat berkurang, menjaga aliran darah tetap lancar.
Kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida adalah jenis lemak dalam darah yang, bila berada dalam kadar tinggi, dapat menyebabkan penumpukan plak di dinding arteri. Plak ini dapat mempersempit arteri dan mengurangi aliran darah, yang berpotensi menyebabkan kondisi serius seperti aterosklerosis, serangan jantung, dan stroke. Melalui donor darah, kadar LDL dan trigliserida dapat berkurang, membantu mencegah pembentukan plak ini.
Proses donor darah memaksa tubuh untuk memproduksi sel darah baru, yang dapat mengatur metabolisme lipid (lemak) dalam tubuh. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa donor darah dapat meningkatkan profil lipid seseorang dengan menurunkan kadar kolesterol LDL dan trigliserida serta meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL). Hal ini membantu menjaga keseimbangan lemak darah yang sehat dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.
8. Peningkatan Kapasitas Organ Paru-paru dan Ginjal
Selain manfaat langsung terkait darah, donor darah juga dapat membantu memaksimalkan kapasitas organ paru-paru dan meningkatkan kinerja organ ginjal dalam membuang limbah. Ini membantu menjaga fungsi organ-organ tersebut secara optimal.
Donor darah secara rutin dapat berkontribusi pada kesehatan paru-paru. Ketika tubuh kehilangan darah, termasuk sel darah merah yang mengandung hemoglobin, tubuh akan merespons dengan memproduksi sel darah merah baru untuk menggantikan yang hilang. Proses ini tidak hanya membantu memperbarui persediaan sel darah merah, tetapi juga dapat meningkatkan kapasitas tubuh untuk mengangkut oksigen. Dengan jumlah sel darah merah yang sehat dan kadar hemoglobin yang optimal, paru-paru dapat bekerja lebih efisien dalam pertukaran oksigen dan karbon dioksida, yang penting untuk fungsi pernapasan yang baik.
9. Membakar Kalori
Salah satu manfaat yang mungkin jarang disadari adalah bahwa donor darah dapat membakar kalori. Setiap 450 mililiter darah yang didonorkan dapat membakar hingga 650 kalori. Meskipun ini bukan pengganti olahraga, tetapi merupakan tambahan positif.
10. Manfaat Kesehatan Lainnya
Donor darah juga dapat memberikan manfaat lainnya seperti meningkatkan volume darah dalam paru-paru, menurunkan zat seng berlebihan di dalam darah, menghilangkan kaku di pundak, dan membantu mendeteksi tipe darah seseorang.
Syarat Donor Darah
Sebelum terjun ke dunia donor darah, ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi. Syarat-syarat tersebut mencakup:
- Usia antara 17–60 tahun bagi pendonor pertama kali.
- Kondisi kesehatan yang baik secara jasmani dan rohani.
- Tekanan darah dalam batas normal, yakni 100/70–150/80 mmHg.
- Suhu tubuh berkisar antara 36,6–37,5 derajat Celsius.
- Denyut nadi berkisar antara 50–100 kali per menit.
- Berat badan minimal 45 kg.
- Kadar hemoglobin normal, sekitar 12,5–17 g/dL dan tidak lebih dari 20 g/dL.
- Kesediaan mendonorkan darah secara sukarela, terbukti dengan mengisi formulir persetujuan.
- Jarak waktu minimal 3 bulan dari donor darah sebelumnya.
Tetapi, ada kondisi-kondisi tertentu yang dapat membuat seseorang tidak memenuhi syarat untuk donor darah, seperti sedang sakit, memiliki riwayat penyakit tertentu, sedang hamil atau menyusui, atau menggunakan narkoba.
Persiapan Sebelum Donor Darah
Sebelum terlibat dalam donor darah, penting untuk melakukan persiapan yang baik. Beberapa langkah yang perlu diambil sebelum donor darah adalah:
- Pastikan untuk mengonsumsi makanan sehat yang kaya protein, zat besi, dan vitamin C sebelum donor darah. Nutrisi yang cukup dapat membantu tubuh pulih lebih cepat setelah proses donor.
- Penting untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh dengan cukup minum air putih sebelum donor darah. Tubuh yang terhidrasi baik dapat membuat proses donor menjadi lebih lancar.
- Jangan melakukan aktivitas fisik atau olahraga berat setidaknya satu hari sebelum donor darah. Aktivitas fisik yang berlebihan dapat memengaruhi kesehatan dan volume darah yang akan didonorkan.
- Jauhi konsumsi minuman beralkohol setidaknya sampai 24 jam setelah donor darah. Alkohol dapat memengaruhi keseimbangan cairan tubuh dan mempengaruhi proses donor.
- Jaga pikiran positif dan tenangkan diri sebelum donor darah. Relaksasi mental dapat membuat proses donor menjadi lebih nyaman.
Hal yang Perlu Diperhatikan Setelah Donor Darah
Proses donor darah bukanlah akhir dari keterlibatan pendonor. Setelah donor darah, beberapa hal perlu diperhatikan untuk memastikan kesehatan dan kenyamanan:
- Setidaknya selama 5 jam setelah donor darah, hindari aktivitas fisik yang berat untuk memungkinkan tubuh pulih dengan baik.
- Plester yang menutup bekas luka jarum suntik dapat dilepaskan minimal 4–5 jam setelah donor darah.
- Setidaknya hingga 24 jam ke depan, hindari mengonsumsi minuman beralkohol.
- Jauhi minuman panas untuk menghindari reaksi tubuh yang tidak diinginkan setelah donor darah.
- Sinar matahari dapat memengaruhi kondisi tubuh setelah donor darah. Hindari berdiri terlalu lama di bawah sinar matahari langsung.
- Minumlah lebih banyak air putih untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang bersama dengan darah.
- Setidaknya selama dua jam setelah donor darah, hindari merokok untuk mendukung proses pemulihan.
- Makanan yang mengandung zat besi, tembaga, asam folat, serta vitamin A, vitamin B2, vitamin C, dan vitamin E dapat membantu meningkatkan kadar darah setelah donor.
Donor darah merupakan kegiatan yang aman dan jarang menimbulkan efek samping serius. Meskipun beberapa pendonor mungkin mengalami nyeri ringan atau memar di lokasi bekas suntikan, manfaat yang diperoleh dan potensi untuk menyelamatkan nyawa membuatnya menjadi kegiatan yang patut dilakukan.
Dari menjaga kesehatan jantung hingga deteksi dini penyakit serius, donor darah memiliki dampak positif yang luar biasa. Penting bagi setiap individu yang memenuhi syarat untuk donor darah untuk terlibat aktif dalam kegiatan ini, sehingga kita dapat bersama-sama menjaga ketersediaan darah yang cukup dan aman di bank darah. Sebuah tetes darah dapat menjadi perbedaan besar dalam menyelamatkan hidup
Referensi
- Healthline. The Benefits of Donating Blood. Diakses pada Desember 2023.
- WHO. Blood Products: Blood Donation. Diakses pada Desember 2023.
- EMC Healthcare. Good For Health, Here Are 9 Benefits of Blood Donation. Diakses pada Desember 2023.
- Ardianto, A., & Yuwono, T. (2020). Manfaat Donor Darah Rutin Bagi Kesehatan Pendonor: Sebuah Tinjauan Literatur. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 15(4), 346-352.
- Haryanti, R. N., & Sari, I. M. (2019). Hubungan Antara Frekuensi Donor Darah dengan Kadar Hemoglobin dan Hematokrit pada Pendonor Darah Sukarela di PMI Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakarat, 14(2), 148-153.
- Avirneni, R. K., & Hellman, L. S. (2018). The Health Benefits of Blood Donation. Current Opinion in Hematology, 25(6), 573-578.
- Chuang, S. S., Lin, H. J., Wang, Y. D., Chen, C. J., Chen, Y. C., Wu, C. C., … & Chen, M. H. (2018). Association of Regular Blood Donation With Reduced Cancer Risk Among Men in Taiwan: A Nationwide Cohort Study. JAMA Internal Medicine, 178(11), 1434-1441.
- Setyadi, B., & Haryono, T. (2018). Hubungan Donor Darah Voluntir dengan Kadar Kolesterol Jahat (LDL) pada Penduduk Usia Dewasa di Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 13(2), 121-126.
- Rodriquez, G., Engels, E. A., & Morris, C. D. (2017). Blood Donation and Reduced Risk of Cancer: A Meta-analysis of Prospective Studies. JAMA Oncology, 3(12), 1595-1601.
- Masturi, R. A., & Arum Sari, D. (2017). Pengaruh Donor Darah Voluntir terhadap Kadar Hemoglobin dan Hematokrit pada Pendonor Usia Dewasa di Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 12(3), 205-210.
- Wibowo, A., & Dyah, S. (2016). Pengaruh Donor Darah Voluntir terhadap Kadar Hemoglobin pada Pendonor Wanita Usia Subur di Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 11(2), 112-116.
- Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Laboratorium Indonesia (PASKLIN). (2015). Pedoman Pemeriksaan Serologi Hepatitis B, Hepatitis C, dan Sifilis pada Donor Darah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran Universitas Indonesia.