Macam-Macam Sholat Sunnah Yang Wajib di Ketahui

Macam-macam sholat sunnah – Salah satu bentuk usaha manusia untuk menyempurnakan ibadah wajibnya adalah dengan melakukan salat sunnah. Dengan melakukan salat sunnah, manusia dapat memohon ridho dan ampunan Allah SWT atas segala perbuatan yang telah lalu, serta kemudahan melangkah ke depannya. Terdapat banyak macam salat sunnah yang bisa dipilih dan dilakukan sesuai kesanggupan hamba-Nya, tanpa ada pemaksaan dalam agama Islam. Salat sunnah juga disebut sebagai salat tathawwu, yang artinya adalah tambahan, kelebihan, atau sesuatu yang dikerjakan secara sukarela.

Menurut Abdul Qadir Ar-Rahbawi dalam bukunya “Fikih Sholat Empat Madzhab”, salat sunnah adalah salat yang disyariatkan sebagai tambahan dari salat fardhu bagi setiap muslim yang mukallaf. Meskipun pensyariatan salat ini bukan menjadi kewajiban, tetapi dianjurkan untuk dilakukan.

Salat sunnah dimaksudkan sebagai antisipasi jika seorang muslim memiliki kekurangan dalam melaksanakan salat fardhu. Selain itu, salat sunnah juga memiliki sejumlah keutamaan tersendiri. Seperti dalam hadis dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda:

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ أَعْمَالِهِمْ الصَّلَاةُ قَالَ يَقُولُ رَبُّنَا جَلَّ وَعَزَّ لِمَلَائِكَتِهِ – وَهُوَ أَعْلَمُ انْظُرُوا فِي صَلَاةِ عَبْدِي أَتَمَّهَا أَمْ نَقَصَهَا فَإِنْ كَانَتْ تَامَّةً كُتِبَتْ لَهُ تَامَّةً وَإِنْ كَانَ انْتَقَصَ مِنْهَا شَيْئًا قَالَ انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَإِنْ كَانَ لَهُ تَطَوُّعٌ قَالَ أَتِمُّوا لِعَبْدِي فَرِيضَتَهُ مِنْ تَطَوُّعِهِ ثُمَّ تُؤْخَذُ الْأَعْمَالُ عَلَى ذَلِكَ

Inna awwala ma yuhasabu an-nasu bihi yawma al-qiyamati min a’malihim as-salatu, qala yaqulu rabbuna jalla wa’azza limala’ikatihi – wahuwa a’lamu anzuru fi salati ‘abdi atammahaa am naqsaahaa fa in kanaat taammah kutibat lahu taammah wa in kaana intaqasaha shay’an qala anzuru hal li ‘abdi min tatawwa’un fa in kaana lahu tatawwa’un qala atimmoo li ‘abdi faridhatahu min tatawwi’ihi thumma tu’khadzu al-a’malu ‘ala dhalika.

Artinya: Sesungguhnya amal perbuatan yang pertama kali dihisab (diperhitungkan) bagi seorang hamba pada hari kiamat adalah sholat. Tuhan kami berkata kepada para Malaikat-Nya (Allah Yang Maha Tahu): “Periksalah sholat hamba-Ku, apakah dia telah menyempurnakan sholatnya atau ada yang kurang?”. Jika sholatnya sempurna, maka akan dicatat sholatnya sempurna. Jika ada kekurangan dari sholatnya, maka Allah SWT berfirman: “Periksalah apakah hamba-Ku pernah mengerjakan sholat sunnah?”. Bila dia pernah mengerjakan sholat sunnah, Allah SWT berfirman kembali: “Sempurnakanlah sholat fardhu hamba-Ku dengan sholat sunnahnya.” Kemudian amal-amal (lainnya) juga akan diperlakukan demikian. (HR Abu Dawud)

Macam-Macam Sholat Sunnah

Berikut ini macam-macam sholat sunnah yang disyariatkan dalam Islam:

Sholat Taubat

Sholat sunnah dua rakaat bagi setiap manusia yang berbuat dosa, untuk memohon ampunan kepada Allah SWT atas dosa-dosanya yang telah dilakukan. Setelahnya disunnahkan tetap memperbanyak istighfar.

Baca juga: Niat Sholat Taubat: Tata cara Sholat dan Doanya

Sholat Witir

Dengan jumlah rakaat ganjil, paling sedikit terdiri dari satu rakaat dan pada umumnya dilakukan sebanyak tiga rakaat, dilaksanakan setelah sholat Isya sebagai penutup rangkaian sholat di malam hari.

Baca juga: Niat dan Doa Sholat Witir Beserta Artinya

Sholat Dhuha

Sholat sunnah yang dianjurkan dilakukan di pagi hari sejak matahari naik setinggi tombak dan berakhir saat matahari berada tepat di atas langit (sebelum masuk Dzuhur). Rakaat paling sedikitnya yaitu dua rakaat, dan paling banyak 12 rakaat, dengan satu kali salam di tiap dua rakaatnya.

Baca juga: Niat Sholat Dhuha 2 Rakaat Beserta Doanya, Niat Sholat Dhuha 4 Rakaat Beserta Tata Caranya

Sholat Hajat

Sholat sunnah dua rakaat bagi mereka yang memiliki permintaan untuk memohon agar keinginannya dikabulkan oleh Allah SWT. Dapat dilaksanakan kapan saja, asalkan pada waktu yang tidak diharamkan untuk sholat.

Baca juga: Niat Sholat Hajat 2 Rakaat Beserta Tata Cara dan Doanya

Sholat Tahiyyatul Masjid

Dua rakaat yang disunnahkan bagi setiap umat Islam yang memasuki masjid dan belum sempat duduk di dalamnya.

Sholat Istikharah

Sholat sunnah dua rakaat bagi kaum muslim yang hatinya sedang bimbang dan bingung akan beberapa pilihan, untuk memohon agar Allah SWT yang menentukan pilihan terbaik bagi hamba-Nya. Dianjurkan dilaksanakan pada akhir waktu malam, dan disunnahkan untuk memperbanyak doa serta pujian bagi-Nya setelah sholat.

Sholat Tarawih

Sholat sunnah yang dilakukan pada waktu malam setelah sholat Isya sampai sebelum waktu Subuh, dan khusus di bulan Ramadhan. Jumlah rakaatnya bisa delapan atau 20 rakaat.

Baca juga: Niat Sholat Tarawih Beserta Tata Cara Sholatnya

Sholat Sunnah Rawatib

Ibadah sunnah yang dilakukan bersamaan dengan sholat fardhu lima waktu, yaitu sholat qabliyah (sebelum) dan ba’diyah (sesudah) dengan jumlah 12 rakaat dalam sehari semalam.

Sholat Tahajud

Dilakukan setelah tidur terlebih dahulu, lalu bangun di akhir waktu malam dengan bilangan rakaat minimal dua rakaat dan maksimal 12 rakaat dengan satu kali salam di tiap dua rakaatnya.

Sholat Dua Gerhana

Sholat sunnah dua rakaat yang dianjurkan dilakukan bila terjadi gerhana matahari dan/atau gerhana bulan, dengan empat kali berdiri dan empat kali rukuk. Setelah sholat disunnahkan untuk memperbanyak doa, dan dzikir.

Sholat Awwabin

Dilakukan setelah shalat Maghrib. Sholat Awwabin dilakukan dengan melakukan 6 rakaat, setiap rakaat terdiri dari 2 salam, termasuk sholat yang dianjurkan dan memiliki banyak keutamaan.

Sholat Tahiyatul Wudu

Setiap kali selesai berwudhu, disunnahkan untuk menunaikan sholat dua rakaat sebagai rasa syukur karena telah diberikan nikmat berwudhu, disebut juga sholat shukrul wudhu.

Sholat Tasbih

Dilakukan dengan cara membaca tasbih sebanyak 300 kali setelah selesai sholat, Sholat tasbih dapat dilakukan kapan saja, tidak terikat waktu dan tempat tertentu. Memiliki banyak keutamaan dan disunahkan untuk dilakukan secara rutin.

Baca juga: Ketahanan Nasional: Pengertian, Fungsi, Ciri, dan contoh

Sholat Istighfar

Dilakukan sebagai bentuk permohonan maaf atas dosa-dosa yang telah dilakukan, sholat Istighfar dilakukan dengan minimal 2 rakaat dan maksimal 4 rakaat, memiliki banyak keutamaan dan disunnahkan untuk dilakukan secara rutin.

Sholat Idul Adha dan Idul Fitri

Dilaksanakan setiap tahun pada tanggal 10 Dzulhijjah dan 1 Syawal, sholat ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. Sholat Idul Adha dan Idul Fitri dilakukan dengan dua khutbah dan dua rakaat sholat.

Sholat Istisqa

Adalah sholat yang dilakukan untuk memohon hujan turun kepada Allah SWT ketika musim kemarau tiba dan tidak ada cukup air di suatu daerah untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya.

Jumlah rakaat sholat Istisqa adalah dua. Pengerjaannya sama dengan sholat Idul Fitri dan Idul Adha, dengan tujuh kali takbir pada rakaat pertama dan lima kali takbir pada rakaat kedua. Disarankan untuk dilakukan di tempat yang terbuka, seperti lapangan, dan disunnahkan untuk memperbanyak doa dan istighfar.

Baca juga: Puasa Bulan Rajab: Dalil, Keutamaan dan Amalannya

Sholat Dua Hari Raya

Dilakukan hanya dua kali setahun pada hari Idul Fitri dan Idul Adha dalam kalender Hijriah. Waktu terbaik untuk melaksanakan sholat ini adalah saat matahari naik setinggi tombak, sekitar pukul 07.00 pagi. Disarankan untuk dilakukan di lapangan terbuka agar banyak umat muslim dapat hadir.

Jumlah rakaat sholat Dua Hari Raya adalah dua. Pada rakaat pertama, terdapat tujuh kali takbir, dan pada rakaat kedua terdapat lima kali takbir. Sholat ini tidak didahului oleh azan atau iqamah sebelum dimulai, dan setelah sholat, disunnahkan untuk menyampaikan khutbah oleh imam.

Itulah macam-macam sholat sunnah yang disyariatkan dalam Islam. Semoga kita dapat memperbanyak ibadah dan mendapatkan ridha Allah SWT.

Referensi

  1. Al-Hasan al-Bashri, “The Forty Nawawi Hadiths,” translated by Ezzeddin Ibrahim and Denys Johnson-Davies, Dar al-Manarah, 1997.
  2. Imam Nawawi, “Al-Adhkar: Imam An-Nawawi’s Kitab Al-Adhkar,” translated by Muhtar Holland, Ta-Ha Publishers Ltd, 2004.
  3. Muhammad Yusuf Kandhlawi, “Fazail-e-Amaal, Vol. 2,” translated by Muhammad Abdurrahman, Darul-Ishaat, 2001.
  4. Ibn Qudamah Al-Maqdisi, “Al-Mughni,” Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 2002.
  5. Muhammad bin Salih al-Uthaymeen, “Fiqh al-Ibadat: A Comprehensive Guide to Worship in Islam,” translated by Jamil Zainu, Darussalam Publishers, 2005.
  6. Imam Abu Hamid al-Ghazali, “Ihya Ulum Al-Din,” translated by Fazlul Karim, Islamic Book Service, 2002.
Please follow and like us:
Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial