Inilah 10 Manfaat Buah Bit untuk Wanita

Manfaat Buah Bit untuk Wanita

Manfaat Buah Bit untuk WanitaBuah bit mungkin belum terlalu populer di Indonesia, tetapi jangan salah—umbi berwarna merah menyala ini adalah salah satu makanan paling bergizi di dunia. Terutama bagi wanita, buah bit menawarkan segudang manfaat kesehatan, mulai dari meningkatkan kecantikan kulit hingga mencegah anemia dan kanker.

Meskipun sebenarnya termasuk dalam keluarga umbi-umbian (seperti singkong atau ubi), bit sering disebut sebagai buah karena bentuknya yang bulat dan rasanya yang manis alami. Di Eropa dan Amerika, bit sudah lama menjadi bahan makanan sehat yang diolah menjadi jus, salad, atau bahkan campuran smoothie.

Mari kita lihat dulu apa saja nutrisi yang terkandung dalam 100 gram buah bit mentah (USDA, 2019):

  • Kalori: 43 kkal
  • Karbohidrat: 9,56 g
  • Serat: 2,8 g
  • Protein: 1,61 g
  • Zat Besi: 0,8 mg
  • Folat (Vitamin B9): 109 mcg
  • Kalium: 325 mg
  • Magnesium: 23 mg
  • Vitamin C: 4,9 mg
  • Antioksidan (betalain, polifenol)

Dari data di atas, jelas bahwa bit adalah sumber nutrisi penting, terutama untuk wanita yang membutuhkan lebih banyak zat besi dan folat karena siklus menstruasi, kehamilan, atau risiko anemia.

Manfaat Buah Bit untuk Wanita

Buah bit, dengan warnanya yang merah menyala dan rasa manis alaminya, ternyata menyimpan segudang manfaat kesehatan khusus bagi wanita. Berbagai penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa umbi ini bukan sekadar bahan makanan biasa, melainkan sumber nutrisi penting yang dapat mendukung kesehatan wanita dalam berbagai aspek.

1. Mencegah dan Memerangi Anemia

Anemia, terutama akibat defisiensi besi, adalah kondisi yang sering dialami wanita selama masa menstruasi atau kehamilan. Kandungan zat besi dan folat dalam buah bit memainkan peran krusial dalam pembentukan sel darah merah. Konsumsi jus bit secara teratur telah terbukti dapat meningkatkan kadar hemoglobin, sehingga efektif mencegah dan membantu mengatasi gejala anemia seperti lemas, pusing, dan mudah lelah.

2. Menjaga Kesehatan Kulit dan Melawan Penuaan Dini

Setiap wanita mendambakan kulit yang sehat dan bercahaya. Kandungan vitamin C dan antioksidan betalain dalam bit bekerja aktif menangkal radikal bebas—penyebab utama kerutan dan garis halus. Antioksidan ini juga merangsang produksi kolagen, protein yang membuat kulit tampak lebih kencang, elastis, dan awet muda.

3. Membantu Mengontrol Berat Badan

Bagi wanita yang sedang menjalani program diet, bit adalah pilihan yang ideal. Bit memiliki kalori yang rendah tetapi kaya akan serat. Serat ini memberikan efek kenyang yang lebih lama, sehingga secara alami dapat menekan nafsu makan dan mengurangi keinginan untuk mengemil makanan tidak sehat.

4. Meningkatkan Kesuburan

Kandungan folat dalam bit sangat vital bagi wanita yang merencanakan kehamilan. Folat tidak hanya penting untuk mencegah cacat tabung saraf pada janin, tetapi asupan folat yang cukup juga terbukti dapat meningkatkan kualitas sel telur, sehingga memperbesar peluang terjadinya kehamilan yang sehat.

5. Berpotensi Menurunkan Risiko Kanker

Senyawa betalain yang memberi warna khas pada bit memiliki sifat antikanker yang potensial. Studi menunjukkan bahwa ekstrak bit mampu menghambat pertumbuhan sel kanker, termasuk kanker payudara dan serviks, menjadikannya sebagai makanan fungsional yang patut dipertimbangkan dalam strategi pencegahan kanker.

6. Meredakan Kram Menstruasi dan Gejala PMS

Bit dapat menjadi sahabat wanita saat hari-hari menjelang dan selama menstruasi. Kandungan kalium di dalamnya berfungsi sebagai relaksan otot alami yang efektif mengurangi nyeri kram perut. Asupan kalium yang memadai juga membantu menstabilkan perubahan suasana hati (mood swings) yang sering menyertai PMS.

7. Menjaga Kesehatan Jantung dan Tekanan Darah

Kandungan nitrat alami dalam bit membantu melebarkan dan merelaksasi pembuluh darah, sehingga secara efektif dapat menurunkan tekanan darah. Manfaat ini sangat relevan bagi wanita, terutama yang telah memasuki masa menopause dan lebih rentan terhadap risiko hipertensi.

8. Meningkatkan Daya Ingat dan Fungsi Otak

Nitrat dalam bit tidak hanya baik untuk jantung, tetapi juga meningkatkan aliran darah ke otak. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi bit secara teratur dapat meningkatkan fungsi kognitif, daya ingat, dan membantu mencegah penurunan kognitif pada wanita lanjut usia.

9. Mengontrol Kadar Gula Darah

Meski rasanya manis, bit memiliki indeks glikemik yang tergolong sedang. Serat yang dikandungnya membantu memperlambat penyerapan gula ke dalam darah, sehingga membantu menstabilkan kadar gula. Ini membuat bit menjadi pilihan yang tepat bagi penderita diabetes tipe 2 atau wanita dengan sindrom PCOS.

10. Mendukung Kesehatan Pencernaan

Kandungan serat dan prebiotik dalam bit sangat baik untuk kesehatan usus. Serat mencegah sembelit, sementara prebiotik berperan sebagai makanan bagi bakteri baik (probiotik) dalam usus. Kombinasi ini mendukung kesehatan pencernaan secara keseluruhan dan dapat membantu mencegah gangguan seperti sindrom iritasi usus besar (IBS).

Artikel ini ditulis berdasarkan sumber penelitian ilmiah dan dapat dijadikan panduan sehat untuk wanita. Selamat mencoba manfaat ajaib buah bit! 

Baca juga:

Referensi

  1. Georgiev, V. G., Weber, J., Kneschke, E. M., Denev, P. N., Bley, T., & Pavlov, A. I. (2010). Antioxidant activity and phenolic content of betalain extracts from intact plants and hairy root cultures of the red beetroot Beta vulgaris cv. Detroit dark red. Plant Foods for Human Nutrition, *65*(2), 105–111. https://doi.org/10.1007/s11130-010-0156-6
  2. Chen, L., Zhu, Y., Hu, Z., Wu, S., & Jin, C. (2021). Beetroot as a functional food with huge health benefits: Antioxidant, antitumor, physical function, and chronic metabolomics activity. Food Science & Nutrition, *9*(11), 6406–6420. https://doi.org/10.1002/fsn3.2577
  3. Kapadia, G. J., Azuine, M. A., Rao, G. S., Arai, T., Iida, A., & Tokuda, H. (2011). Cytotoxic effect of the red beetroot (Beta vulgaris L.) extract compared to doxorubicin (Adriamycin) in the human prostate (PC-3) and breast (MCF-7) cancer cell lines. Anti-Cancer Agents in Medicinal Chemistry, *11*(3), 280–284. https://doi.org/10.2174/187152011795347504
  4. Presley, T. D., Morgan, A. R., Bechtold, E., Clodfelter, W., Dove, R. W., Jennings, J. M., Kraft, R. A., King, S. B., Laurienti, P. J., Rejeski, W. J., Burdette, J. H., Kim-Shapiro, D. B., & Miller, G. D. (2011). Acute effect of a high nitrate diet on brain perfusion in older adults. Nitric Oxide, *24*(1), 34–42. https://doi.org/10.1016/j.niox.2010.10.002
  5. Wruss, J., Waldenberger, G., Huemer, S., Uygun, P., Lanzerstorfer, P., Müller, U., Höglinger, O., & Weghuber, J. (2015). Compositional characteristics of commercial beetroot products and beetroot juice prepared from seven beetroot varieties grown in Upper Austria. Journal of Food Composition and Analysis, *42*, 46–55. https://doi.org/10.1016/j.jfca.2015.03.005
  6. U.S. Department of Agriculture. (2019). FoodData Central: Beets, raw. Retrieved June 3, 2024, from https://fdc.nal.usda.gov/fdc-app.html#/food-details/169145/nutrients
  7. Harvard T.H. Chan School of Public Health. (n.d.). Nutrition and immunity. The Nutrition Source. https://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource/nutrition-and-immunity/
  8. Key, A. P. (2024, February 1). Health benefits of beetroot. WebMD. https://www.webmd.com/diet/health-benefits-beetroot