Ideologi Pancasila: Perbedaan Dengan Ideologi Komunis

Ideologi Pancasila: Perbedaan Dengan Ideologi Komunis
Ideologi Pancasila – Kata “ideologi” berasal dari bahasa Prancis “idéologie”, yang pada awalnya diperkenalkan oleh filsuf Prancis, Antoine Destutt de Tracy, pada akhir abad ke-18. Destutt de Tracy mendefinisikan “idéologie” sebagai “ilmu tentang ide-ide” atau “ilmu tentang ide-ide yang berkaitan dengan sumber-sumber pengetahuan manusia.”
Namun, istilah “ideologi” baru menjadi umum setelah Karl Marx dan Friedrich Engels menggunakannya dalam karya mereka, terutama dalam Manifesto Partai Komunis yang diterbitkan pada tahun 1848. Marx dan Engels mendefinisikan “ideologi” sebagai “pemikiran dan konsep yang diproduksi oleh kelas-kelas tertentu di masyarakat untuk membenarkan dan mempertahankan kekuasaan mereka atas kelas lain.”
Sejak saat itu, istilah “ideologi” telah menjadi konsep penting dalam studi politik dan sosiologi, dan telah digunakan untuk merujuk pada sistem gagasan, nilai, keyakinan, dan prinsip yang mendasari tindakan dan kebijakan politik. Terdapat banyak sekali ideologi di dunia ini, seperti ideologi pancasila, komunis, liberarisme, sosialisme, fasisme, dan agama tapi pada artikel ini, kita hanya akan membahasa perbedaan ideologi pancasila dengan ideologi komunis
Pengertian Ideologi Pancasila
Ideologi Pancasila adalah pandangan hidup dan sistem pemikiran yang didasarkan pada nilai-nilai dasar Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lahir dari kesadaran bahwa Indonesia sebagai negara yang memiliki beragam suku, agama, dan budaya, harus memiliki sebuah ideologi yang mampu mempersatukan seluruh rakyat Indonesia dan menjaga persatuan dan kesatuan negara.
Baca juga: Fungsi Pancasila Bagi Bangsa dan Negara Indonesia
Ideologi Pancasila merupakan hasil dari perjuangan para founding fathers atau para pendiri bangsa Indonesia seperti Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Ki Hadjar Dewantara, dan tokoh-tokoh lainnya yang berjuang untuk mencari sebuah ideologi yang dapat menjadi landasan bagi pembangunan nasional Indonesia. Ideologi Pancasila telah dijadikan dasar negara sejak Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, dan diatur dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 serta dijabarkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan di Indonesia.
Ciri-Ciri Ideologi Pancasila
Ideologi Pancasila memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Didasarkan pada falsafah hidup masyarakat
- Mengakui dan menghormati Ketuhanan Yang Maha Esa
- Menganut sistem pemerintahan demokrasi Pancasila
- Hukum sebagai dasar dalam sistem pemerintahan dan kehidupan sehari-hari
- Serta bersifat dinamis, terbuka, dan kreatif.
Pengertian Ideologi Komunis
Ideologi komunis adalah sistem pemikiran yang mengusung gagasan Marxisme-Leninisme, yang dipopulerkan oleh Kar style = “text-align: justify;”l Marx dan Friedrich Engels pada abad ke-19, serta dikembangkan oleh pemimpin Soviet, Vladimir Lenin pada awal abad ke-20. Ideologi ini menekankan pada konsep kelas sosial dan kebutuhan untuk menghapus kesenjangan antara kelas-kelas sosial tersebut.
Komunis mengusung gagasan bahwa masyarakat seharusnya diorganisasikan sebagai sebuah sistem tanpa kelas, di mana kepemilikan kolektif atas sumber daya dan produksi harus dijalankan oleh negara atau masyarakat. Dalam ideologi komunis, tujuan utama adalah menciptakan masyarakat yang adil dan sama rata, di mana semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan meraih kesejahteraan.
Baca juga: Tujuan Pendidikan Pancasila Beserta Landasannya
Dalam praktiknya, ideologi komunis telah diimplementasikan dalam berbagai negara seperti Uni Soviet, China, dan Kuba, meskipun pengalaman-pengalaman tersebut seringkali memunculkan kontroversi dan kritik. Beberapa kritik yang dilontarkan terhadap ideologi komunis adalah bahwa sistem ini cenderung menghilangkan kebebasan individu dan memusatkan kekuasaan pada negara atau partai politik, serta dapat menyebabkan masalah ekonomi dan kekurangan persediaan bahan-bahan pokok.
Ciri-Ciri Ideologi Komunis
Komunisme memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Tidak mengakui keberadaan Tuhan
- Menganut kepemilikan kolektif atas barang-barang
- Mengajarkan teori perjuangan kelas
- Melakukan revolusi secara terus-menerus
- Serta lebih memprioritaskan kepentingan negara atau kelompok daripada kepentingan individu.
Perbedaan Idoeologi Pancasila dengan Ideologi Komunis
Berikut adalah perbedaan antara ideologi pancasila dan ideologi komunis:
Politik dan Hukum
- Ideologi pancasila menerapkan prinsip persatuan dan kebersamaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dengan sistem demokrasi pancasila di mana setiap individu memiliki hak dan kewajiban untuk terlibat dalam kehidupan bernegara. Hukum diterapkan untuk menjunjung tinggi keadilan dalam masyarakat.Sementara itu, komunisme hanya memiliki satu kekuasaan melalui partai komunis, dengan pembatasan terhadap demokrasi sehingga rakyat tidak memiliki kebebasan berbicara. Hukum digunakan untuk melanggengkan keberadaan komunis.
- Ideologi Pancasila menempatkan hukum sebagai alat untuk menjaga keadilan dan keseimbangan dalam masyarakat. Sedangkan dalam ideologi komunis, hukum digunakan untuk melanggengkan keberadaan komunis dan tidak memprioritaskan keadilan bagi seluruh rakyat.
- Ideologi Pancasila menekankan pada pentingnya persatuan dan kebersamaan antarwarga dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sedangkan dalam ideologi komunis, kepentingan negara atau kolektifitas diutamakan daripada individu, sehingga persatuan dan kebersamaan hanya diwujudkan dalam skala kelompok atau negara.
Ekonomi
- Ideologi pancasila mengakui kepemilikan pribadi dan mengatur pengelolaan sumber daya alam yang dikelola oleh negara, dengan tujuan untuk memperoleh manfaat bagi masyarakat secara keseluruhan. Pada prinsipnya, ideologi pancasila mengakui adanya peran negara dalam mengatur perekonomian, namun juga memberikan kebebasan bagi individu untuk memiliki dan mengelola usaha secara mandiri.
- Sementara itu, ideologi komunis menolak kepemilikan pribadi atas alat-alat produksi dan menggantinya dengan sistem kepemilikan bersama yang dikendalikan oleh negara. Prinsip ini dikenal sebagai “sosialisasi” dari alat produksi dan pengelolaan ekonomi, yang berarti negara memiliki kendali penuh atas semua kegiatan ekonomi. Tujuan dari sosialisasi adalah untuk menciptakan sistem yang lebih adil dan menghilangkan eksploitasi kelas pekerja. Namun, dalam praktiknya, sistem sosialis seringkali menghasilkan birokrasi besar dan ineffisiensi ekonomi.
Agama
- Ideologi pancasila membebaskan warganya untuk memilih agama atau keyakinan, sementara komunisme menganggap agama sebagai candu sehingga keberadaannya tidak diperlukan.
- Dalam ideologi pancasila, agama harus menjiwai seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara, sementara komunisme meyakini bahwa agama harus dijauhkan dari masyarakat yang tidak mempercayai keberadaan Tuhan atau atheis.
Sosial
- Ideologi pancasila mengakui kebudayaan yang dimiliki individu, dengan hubungan antar-individu dilandasi keselarasan, keserasian, dan keseimbangan. Masyarakat ada karena individu dan individu bebas berperan dalam kehidupan masyarakat.
- Sementara itu, komunisme menganggap individu dan masyarakat kurang penting karena kepentingan negara adalah yang utama, dengan kolektivitas yang dibentuk negara jauh lebih penting.
Kesimpulan
Ideologi Pancasila menekankan pentingnya kesatuan, kebersamaan, dan keragaman dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sedangkan komunisme lebih menekankan pada kesatuan dan kepentingan negara atau partai, bahkan dengan mengorbankan kebebasan dan keberagaman individu dan budaya.
Referensi
- Drs. H. M. Soeharto. 2011. Ideologi Pancasila dan Realitas Sosial Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
- Soerjono Soekanto. 2007. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Penerbit PT. RajaGrafindo Persada.
- Dr. Muhammad Daud Ali. 2005. Perbandingan Antara Ideologi Pancasila dengan Komunisme dan Liberalisme. Jakarta: Penerbit Rajawali Press.
- Karl Marx dan Friedrich Engels. 1968. Manifesto of the Communist Party. London: Penguin Classics.
- David McLellan. 2007. Karl Marx: A Biography. London: Papermac.
- Vladimir Lenin. 1977. The State and Revolution. London: Penguin Classics.